
SAMPIT – PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Grup menggelar forum silahturahmi masyarakat dan pihak perusahaan, kegiatan tersebut dipusatkan di aula olahraga Region Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah.
Direktur Corporate Affair dan Partnership BGA Group Priyanto PS, mengatakan bahwa pihaknya sangat terbuka dalam kondisi apapun. Karena keterbukaan itu menjadi pondasi untuk meminimalisir terjadinya konflik, karena di era sekarang dengan era media sosial digitalisasi informasi banyak informasi liar perusahaan yang sangat masif.
“Informasi liar perusahaan sangat masif, pada posisi seperti itu salah satunya tata cara hanya dengan keterbukaan, sehingga bisa ada pertanyaan dengan kita. Masalah dengan kita itu bisa untuk langsung mengkonfirmasikannya itu poin pertama, poin kedua kita berkomitmen untuk selalu ada kemitraan. Karena kami tumbuh dan berkembang diawali dengan kemitraan tanpa kemitraan itu menjadi masalah yang serius buat kita,” kata Priyanto PS saat diwawancarai.
Bentuk kemitraan yang ia maksudkan adalah plasma, plasma merupakan salah satu diantara kemitraan lainnya dan sebagai pondasi kemitraan tapi pengembangan kemitraan lainnya bisa berlanjut seperti pembelian buah IGA sawit yang akan pihaknya usahakan ke depan. Menurutnya para petani yang memang tidak masuk dalam plasma bisa dibudayakan, seperti menyiapkan lahan, meminjamkan bibit unggul dan lain sebagainya.
“Tantangan terbesar buat kita itu memang seperti tadi saya katakan bagaimana mengembalikan kepemilikan dari mayoritas berpindah ke pihak keluar karena ketidaksabaran teman-teman, saudara kita di masyarakat ini itu dibarengi dengan mencari regulasi. Sebagai regulator perusahaan membuat regulasi juga bagaimana cara kerja sama dengan koperasi dia bisa take over kembali, apa yang sudah dijual itu pernah kami bicarakan ahli hukum jual beli itu udah masalah keperdataan ketika perdataaan itu sudah dibeli tidak bisa kembali lagi dan itu harus ada kesepakatan untuk jual beli kembali bagaimana pintu itu bisa dibuka memang harus kita bersama-sama,” jelasnya panjang.
Dalam pertemuan itu juga terjadi dialog interaktif antara masyarakat dengan pihak BGA Grup, menanggapi hal itu Priyanto menyebutkan selalu saja di dalam hidup ini ada pro dan kontra, puas dan tidak puas, tetapi sepanjang kita membuka diri untuk kritik dan saran.
Kemudian juga mempunyai etika baik untuk bagaimana menyelesaikan setiap ada perbedaan, apapun konflik itu bisa diminimalisir tetapi di satu hal memang harus diperpikirkan memang bahwa terhadap upaya-upaya yang mengada-ada, ada spekulan yang mengada-ngada.
“Kami sulit untuk bisa tunduk di situ, kami akan melakukan perlawanan untuk menunjukkan bahwa kebenaran itu ada di mana, tapi sepanjang bisa diajak dialog untuk secara fair mereka menilai kenapa tidak,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam menjalankan usaha perkebunan yang berorientasi pada jangka panjang, BGA Grup berfokus pada investasi yang membutuhkan waktu sekitar 3-4 tahun untuk mulai menghasilkan laba yang dapat mengembalikan modal.
Selain itu, BGA Grup tidak hanya memenuhi kewajiban skema plasma yang telah diatur oleh pemerintah bahkan mereka telah melebihi target dengan kontribusi mencapai lebih dari 29 persen lahan plasma.
“Dana yang kami hasil dari skema plasma, di luar dari inisiatif CSR, telah mencapai jumlah sebesar Rp 4,2 triliun rupiah, diantaranya untuk wilayah Pundu sudah mencapai Rp 1,2 triliun,” bebernya.
Mereka juga memiliki program Bumitama Berdaya (beri dukungan dan upaya), yang bertujuan memberikan dukungan dan upaya bagi pertumbuhan bersama masyarakat. Dengan program unggulan yang diberi nama Kolega (Komunitas Lingkungan Eksternal BGA) yang berfokus pada upaya kesejahteraan masyarakat sekitar dari segi ekonomi.
“Kami tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga berkomitmen untuk mewujudkan pertemuan yang berarti dengan masyarakat. Inilah yang menjadikan kegiatan forum silahturahmi masyarakat dan BGA Grup sebagai cerminan dari komitmen kami untuk tumbuh bersama masyarakat, dan menjalin tali silaturahmi yang erat serta berdialog dengan para tokoh penting yang telah berperan dalam merintis perkebunan ini sejak awal,” demikiannya.
(im).