Upaya Melestarikan Budaya Maneweng, Manetek, Tuntang Manyila Kayu Diperlombakan di FBIM 2024

SYA'BAN/BERITASAMPIT - Salah satu regu saat mengikuti lomba Maneweng, Manetek Tuntang Manyila Kayu.

PALANGKA RAYA – Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Tahun 2024 menyajikan serangkaian acara menarik yang berhasil memukau pengunjung.

Salah satu sorotan utama dari festival ini adalah Lomba Maneweng, Manetek, Tuntang Manyila Kayu, di Halaman Gor Indoor Serbaguna, Jalan Tjilik Riwut, Rabu 22 Mei 2024.

Lomba Maneweng, Manetek, Tuntang Manyila Kayu bertujuan untuk memperagakan salah satu bentuk dari pada pemanfaatan hutan secara tradisional di kalangan masyarakat Dayak dengan menggunakan beliung sekaligus memberikan tontonan yang menarik. Memuat pesan lestari hutan sebagai bagian dari pada upaya menumbuh dan mengembangkan kesadaran akan arti penting kesadaran lestari hutan di tengah kehidupan manusia.

Tim juri yang bertanggung jawab dalam menilai peserta berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan terdiri dari tiga orang, dipimpin oleh Martinus Runting, serta anggota lainnya Yantro dan Muris Gerson Lui Tingang.

Peserta lomba berasal dari kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Setiap regu pria yang beranggotakan tiga orang mewakili 11 kabupaten/kota mereka masing-masing, di antaranya Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Kapuas, Pulang Pisau, Kota Palangka Raya, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Sukamara, Lamandau dan Seruyan.

BACA JUGA:  H Ihsan Ikuti Fit and Proper Test di DPW Perindo Kalteng

Peralatan dan perlengkapan lomba seperti baliung, keba/rambat, dan pisau ambang disediakan oleh peserta, sementara bahan baku kayu bulat disediakan oleh panitia dengan ukuran 30-40 cm dan panjang 2,5 m.

Lomba Maneweng, Manetek, Tuntang Manyila Kayu terdiri dari tiga tahapan, yaitu maneweng (menebang), manetek (memotong), dan menyila (membelah). Peserta diharapkan mengenakan busana khas daerah setempat untuk menjaga keaslian budaya mereka. Keamanan menjadi prioritas dalam lomba ini.

Setiap peserta diwajibkan memperhatikan jarak dengan peserta lain serta menggunakan alat dengan penuh kewaspadaan. Setiap peserta menebang satu kali, memotong satu kali dengan mendapatkan dua potongan kayu.

Setelah itu, potongan kayu dibelah menjadi delapan bagian sehingga menghasilkan enam belas bilah disusun dengan rapi membentuk kendang segi empat. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan semua tahapan lomba adalah 16 menit, termasuk waktu persiapan. Sistem perlombaan dibagi menjadi beberapa regu sesuai dengan jumlah peserta yang hadir dari masing-masing kabupaten/kota.

BACA JUGA:  Pra Popnas Tahun 2024 Ditutup, Palangka Raya Raih Juara Umum

Kriteria penilaian lomba yang digunakan oleh tim juri meliputi pakaian/kelengkapan peralatan, kerapian menebang dan potongan, ketepatan rebah pohon mengenai kertas, kerapian memotong, kerapian membelah dan jumlah belahan, waktu dan nilai terbanyak, apabila hasil/nilai sama, maka akan diambil waktu yang tercepat untuk menentukan juara satu, dua dan tiga dengan waktu yang ditentukan juri.

“Lomba Maneweng, Manetek, Tuntang Manyila Kayu menjadi salah satu sorotan utama dalam Festival Budaya Isen Mulang Tahun 2024. Lomba ini bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga merupakan upaya untuk melestarikan warisan budaya dan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan,” tutur Tim Juri, Martinus Runting.

(Sya’ban)