Koordinator Presedium Majelis Nasional KAHMI: Film Lafran Layak Ditonton

SYA'BAN/BERITASAMPIT - Alumni dan Kader HMI, sebelum menonton film Lafran menyanyikan Indonesia Raya dan Hymne HMI.

PALANGKA RAYA – Majelis Wilayah (MW) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengadakan nonton bareng (Nobar) film Lafran, di Palma XXI Palangka Raya, Sabtu 18 Juni 2024 malam.

MW KAHMI Kalteng menyediakan 1000 tiket secara cuma-cuma atau gratis untuk alumni dan Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran mengisahkan perjuangan terbentuknya organisasi mahasiswa pada tahun 1947, yang sampai hari ini masih tetap eksis yaitu HMI.

Koordinator Presedium Majelis Nasional (MN) KAHMI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, mengatakan film Lafran merupakan inisiatif dari Djandji Akbar Zahiruddin Tandjung atau lebih akrab disapa Akbar Tandjung.

BACA JUGA:  Pemkab Katingan Gelar Harlah Muslimat NU ke-78 dan Halal Bihalal di Kasongan

Nama Akbar Tandjung tidak asing lagi dikalangan kader HMI hingga masyarakat, dirinya juga merupakan seorang politikus Indonesia dari Partai Golkar.

Selain itu, Akbar Tandjung pernah menjabat sebagai Ketua DPR RI, Ketua Umum Partai Golkar, Menteri Sekretaris Negara Indonesia, Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Permukiman Indonesia, Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia.

“Film ini sebenarnya kita perlu berterima kasih kepada bang Akbar, beliau yang mempunyai inisiatif buat film ini. Hal tersebut adalah lanjutan dari perjuangan bang Akbar dan senior-senior HMI, selama dua setengah tahun memperjuangankan ayahanda Lafran Pane dianugrahi sebagai pahlawan nasional,” kata Doli.

BACA JUGA:  Umi Mastikah Melamar Bacalon Wakil Wali Kota Palangka Raya di DPD Partai Golkar

Dikatakan Doli, usai menonton film Lafran diharapkan memiliki kepentingan untuk menyampaikan esensi dari film tersebut kepada masyarakat.

“Setelah menonton film ini, kita mempunyai kepentingan untuk menyampaikan film ini kepada khalayak masyarakat banyak,” ucapnya.

Durasi dari film Lafran 1 jam 39 menit, selama 60 menit menceritakan tentang Indonesia, sedangkan 39 menitnya cerita HMI.

Doli menjelaskan, bahwa film Lafran layak ditonton masyarakat karena cerita didalamnya terkait kebangsaan dan rasa nasionalisme.

“Film ini layak ditonton oleh masyarakat, karena cerita didalamnya berbicara tentang kebangsaan dan rasa nasionalisme kepada Indonesia,” pungkasnya.

(Sya’ban)