Pemkab Kotim Harapkan Penambahan Fasilitas Pendidikan SMA di Kecamatan Seranau

IBRAHIM/BERITA SAMPIT- Kepala Disdik Kotim Muhammad Irfansyah.

SAMPIT- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendorong Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk menambah sarana pendidikan jenjang SMA di Kecamatan Seranau.

Kecamatan Seranau yang terdiri dari satu kelurahan dan enam desa ini diketahui hanya memiliki satu-satunya sekolah jenjang SMA yakni SMAS PGRI yang ada di Desa Terantang.

Pemkab Kotim melalui Dinas Pendidikan Kotim menyampaikan mengharapkan penambahan fasilitas pendidikan SMA ini segera dilakukan. Mengigat wilayah yang berada di seberang Sampit ini lulusan SMP semakin bertambah.

“Sekolah setingkat SMA di Kecamatan Seranau memang itu kewenangan dari provinsi tetapi Bupati mendorong untuk ada pembangunan sarana pendidikan tersebut,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kotim Muhammad Irfansyah, Rabu 19 Juni 2024.

BACA JUGA:  Disdik Kotim Sebut 8.563 Siswa Kelas VI SD Ikuti PSA

Sementara Dinas Pendidikan Kotim sangat mendukung pembangunan sekolah tersedia karena satuan pendidikan SMA di Kecamatan Seranau yang berada di seberang Sungai sangat membutuhkan penambahan SMA.

Munurut Irfansyah Kecamatan Seranau memiliki 2 sekolah jenjang SMP yaitu SMP 5 dan SMP 6. Output siswa dari kedua sekolah tersebut cukup banyak. Sehingga sangat tepat jika dibangun SMA di wilayah tersebut.

“Terakhir kami melakukan musrenbang dengan pihak provinsi mereka masih mengkaji karena ada beberapa kajian yang harus dilalui,” lanjutnya.

BACA JUGA:  Seorang Ibu di Sampit Jadi Korban Hipnotis, Uang dan Emas Senilai Rp50 Juta Raib

Dijelaskan saat ini pihak Kecamatan dan Bappeda Kotim sudah memiliki hibah surat tanah untuk pembangunan SMA. Sehingga pembangunan tersebut tinggal menunggu Kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Pendidikan.

Lanjut Irfansyah, Pemprov Kalteng masih mempertimbangkan berbagai aspek sebelum melaksanakan pembangunan tersebut salah satunya jangan sampai ketika sekolah sudah dibangun nantinya tidak ada siswa masuk atau kesulitan pembiayaan.

“Pertimbangan terakhir mereka lebih baik menambah ruang kelas daripada menambah sekolah, analisis mereka,” pungkasnya.

(Ibra)