Pria di Katingan Bunuh Diri Diduga Depresi, Tinggalkan Wasiat untuk Istri

Pria di Katingan Bunuh Diri Diduga Depresi, Tinggalkan Wasiat untuk Istri
IST/BERITASAMPIT - Foto ilustrasi internet.

KASONGAN – Seorang karyawan PT Mitra Jaya Cemerlang (MJC) yang berlokasi di Desa Tumbang Tanjung, Kecamatan Pulau Malan, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri.

Peristiwa tragis ini terjadi pada Minggu 8 Desember 2024 sekitar pukul 15.00 WIB. Korban yang bernama Rahmad (30) merupakan seorang karyawan di perusahaan tersebut.

Kapolres Katingan, AKBP Chandra Ismawanto melalui Kapolsek Iptu Muh. Dian Dzikrillah, mengungkapkan kronologi kejadian tersebut.

Awalnya, seorang saksi bernama Sriti (41), yang juga merupakan karyawan PT. MJC, melintas di depan ruangan korban dan melihat dari pintu yang sedikit terbuka bahwa tampak seperti seseorang yang telah menggantung diri. Saksi kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pos keamanan.

Selanjutnya, saksi lain, Edison (48), yang bertugas di pos keamanan PT. MJC, memeriksa ruangan dan menemukan korban dalam keadaan tergantung dengan tali yang melilit lehernya. Edison segera melaporkan kejadian ini kepada pimpinan PT. MJC.

BACA JUGA:  Pria di Kotim Pura-Pura Jadi Korban Begal Gara-gara Takut Ketahuan Istri Gadaikan Handphone

Pihak manajemen PT. MJC kemudian melaporkan insiden ini kepada Polsek Tewang Sangalang Garing dan Polsek Pulau Malan. Anggota kepolisian segera menuju lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan jenazah korban di klinik kesehatan PT. MJC.

“Jenazah korban dibawa ke rumah duka di Desa Tewang Karangan untuk dimakamkan oleh keluarganya sesuai dengan agama yang dianut,” ujarnya.

Menurut keterangan saksi, Sartini (35), seorang tetangga dari kamar korban, korban terakhir kali terlihat kemarin sore setelah pulang kerja, setelah itu ia tidak terlihat lagi dan tidak ada suara atau hal mencurigakan yang terdengar.

BACA JUGA:  Bawaslu Katingan Proses Laporan Paslon Sakariyas- Endang Terkait Dugaan Adanya Praktik Pemilih yang Tidak Sah

Keluarga kemudian menganggap kejadian bunuh diri tersebut sebagai kecelakaan murni, sehingga mereka tidak melanjutkan tindakan hukum dan tidak menginginkan jenazah korban menjalani Visum et-Repertum serta autopsi, yang dinyatakan dalam surat pernyataan. Keluarga korban akan mengurus pemakaman sesuai dengan tradisi dan agama yang dianut oleh korban.

Sementara itu, adik ipar korban menyatakan bahwa korban diduga mengalami depresi karena sehari sebelum kejadian, ia mengunggah status di WA yang menyatakan perpisahan dengan istrinya.

“Di sekitar tubuh korban, ditemukan tulisan tangan dengan kata-kata ‘Maaf, ini caraku, Rahmad,” pungkasnya.

(Bitro)