JAKARTA– Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin mengatakan kilang Pertamina Balikpapan, sebagai salah satu pilar ketahanan energi Indonesia yang saat ini tengah menjalani transformasi besar melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP).
Menurut Mukhtarudin, dengan target peningkatan kapasitas menjadi 360 ribu barel per hari (bph) dan produksi bahan bakar berstandar Euro V, maka kilang ini berpotensi menjadi tulang punggung penyediaan energi nasional yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Namun, Anggota Komisi XII DPR RI ini bilang untuk memaksimalkan dampaknya bagi Indonesia dan bersaing di pasar global, Pertamina harus mendorong inovasi yang lebih agresif di Kilang Balikpapan.
“Karena inovasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga manajemen, kolaborasi, dan visi strategis,” tutur Mukhtarudin, Sabtu 10 Mei 2025.
Mukhtarudin menjelaskan produksi bahan bakar standar Euro V adalah langkah maju, tetapi inovasi sejati terletak pada komitmen menuju net-zero emission.
Artinya, kata Mukhtarudin, kilang Balikpapan harus menjadi pelopor dalam pengembangan bahan bakar rendah karbon, seperti bioavtur atau hidrogen hijau, yang kini menjadi tren global.
Selain itu, politisi Dapil Kalteng ini juga mengatakan investasi dalam carbon capture and storage (CCS) juga penting untuk mengurangi emisi operasional.
Dengan posisi strategis di Kalimantan Timur, yang kaya sumber daya energi terbarukan, Fraksi Golkar Senayan berharap kilang tersebut bisa memanfaatkan energi surya atau angin untuk operasional pendukung.
“Saya kira Kilang Balikpapan ini bukan sekadar fasilitas pengolahan minyak, tetapi simbol ambisi Indonesia untuk mandiri energi dan berdaya saing global,” imbuh Mukhtarudin.
Kata Mukhtarudin, dengan mendorong inovasi di bidang teknologi, produk, keberlanjutan dan pengembangan SDM, maka kilang ini bisa menjadi tolok ukur bagi kilang lain di Indonesia dan Asia Tenggara.
Pertamina, lanjut Mukhtarudin, harus berani melangkah lebih jauh, tidak hanya mengejar target RDMP, tetapi juga menetapkan standar baru dalam industri energi.
“Di tengah transisi energi global, Kilang Balikpapan harus menjadi mercusuar inovasi yang membawa Indonesia menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan sejahtera,” pungkas Mukhtarudin.
Diketahui, Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan telah menerima kunjungan Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Satya Hangga Yudha Widya Putra.
Hangga menekankan pentingnya peran strategis kilang dalam menjawab tantangan energi masa depan.
“Kami melakukan evaluasi terhadap kapasitas, teknologi, efisiensi, dan arah pengembangan kilang. PT KPI Balikpapan memiliki posisi penting dalam mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Hangga.
Setelah peningkatan kapasitas di proyek RDMP Balikpapan, akan dilanjutkan dengan operasional RFCC atau Residual Fluid Catalytic Cracking.
Pihaknya menargetkan kilang terbesar di RI tersebut bisa selesai pada September 2025 mendatang
(adista)