JAKARTA– Anggota Komisi VIII DPR RI Alimudin Kolatlena mengatakan penerapan One Stop Service (OSS) dan layanan ramah lansia di Asrama Haji Antara Maluku untuk musim haji 2025 adalah langkah progresif yang patut diapresiasi.
Menurut Kolatlena, inisiatif ini tidak hanya menunjukkan komitmen untuk meningkatkan efisiensi.
“Tetapi juga mencerminkan kepekaan terhadap kebutuhan jemaah, khususnya lansia, yang menjadi kelompok signifikan dalam penyelenggaraan haji,” tutur Kolatlena, Selasa 13 Mei 2025.
Dengan mengintegrasikan layanan seperti pemeriksaan kesehatan, verifikasi dokumen, dan distribusi kebutuhan haji dalam satu lokasi, OSS mampu memangkas waktu proses menjadi hanya sekitar 1 jam 45 menit.
“Saya kira ini adalah terobosan penting, mengingat proses yang panjang dan melelahkan sering menjadi keluhan jemaah di masa lalu,” ungkap Kolatlena.
Kolatlena bilang langkah Pemprov dan Kemeneg Maluku untuk menyediakan prioritas pelayanan, transportasi khusus dan akomodasi di lantai dasar, dan tenaga medis terlatih dalam perawatan geriatri adalah bukti nyata dari pendekatan berbasis empati.
Karena, lanjut Kolatlena, Inisiatif ini tidak hanya memudahkan lansia secara fisik, tetapi juga memberikan rasa dihargai dan diperhatikan, yang sangat penting untuk menjaga semangat mereka dalam menjalani ibadah haji di tahun 2025 ini.
Namun, Mantan Anggota DPRD Provinsi Maluku ini mengingatkan keberhasilan program ini tidak lepas dari tantangan. Artinya, ada koordinasi antarpetugas, kesiapan infrastruktur, dan konsistensi pelayanan perlu terus dipantau untuk memastikan standar yang sama diterapkan di setiap kloter.
“Selain itu, edukasi kepada jemaah tentang alur OSS dan layanan ramah lansia perlu diperkuat agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal,” imbuh Kolatlena.
Politi Gerindra Dapil Maluku ini menilai pengalaman Provinsi Maluku ini juga bisa menjadi model bagi asrama haji lain di Indonesia, mendorong standarisasi pelayanan haji yang lebih modern dan humanis.
Secara keseluruhan, Kolatlena mengaku asrama Haji Antara Maluku telah menunjukkan bahwa inovasi dan kepekaan sosial dapat berjalan beriringan dalam penyelenggaraan haji.
Kata Kolatlena, jika terus dipertahankan dan disempurnakan, inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pelayanan, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai penyelenggara haji yang profesional dan peduli.
“Semoga langkah ini menjadi inspirasi untuk transformasi yang lebih luas dalam pelayanan haji di masa depan,” pungkas Alimudin Kolatlena.
Diketahui, asrama Haji Antara Maluku kembali digunakan pada operasional haji tahun 1446 H/2025 M. Asrama ini akan menerima kedatangan jemaah haji Provinsi Maluku mulai 15 Mei 2025.
Plt. Kepala Bidang Penyenggara Haji dan Umrah (PHU) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, M. Yasir Rumadaul mengungkapkan pihaknya menerapkan layanan satu atap atau One Stop Service di Asrama Haji Antara Maluku.
Layanan ini memungkinkan jemaah haji untuk mendapatkan seluruh layanan di asrama, mulai dari pemeriksaan kesehatan, pemberian gelang identitas, pemberian paspor dan visa, serta living cost.
Dalam rangka meningkatkan kenyamanan dan keamanan jemaah haji lanjut usia (lansia), Yasir juga menyampaikan pihaknya akan tetap memberikan layanan prioritas kepada jemaah haji lansia.
Kata Yasir tahun ini jemaah haji tertua dari Provinsi Maluku berusia 94 tahun asal Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
“Kami sudah minta kepada masing-masing kloter untuk mendata jemaah lansianya, jadi ketika tiba di asrama mereka akan didahulukan segala prosesnya mulai dari cek kesehatan, pembagian kamar, dan lain-lain,” tandas Yasir Rumadaul.
(Adista)