
SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus menggenjot pengembangan sektor hilirisasi sebagai upaya meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah. Bupati Kotim Halikinnor menyatakan, pihaknya siap memberikan kemudahan bagi para investor melalui penyesuaian regulasi dan dukungan infrastruktur yang memadai.
Ia menilai selama ini potensi sumber daya alam Kotim belum dimanfaatkan secara maksimal. Sebagian besar produk unggulan, seperti hasil perkebunan dan kehutanan, masih diekspor dalam bentuk mentah sehingga nilai ekonominya belum optimal.
“Contohnya di kawasan Mentaya Seberang, potensi investasi yang bisa masuk bisa mencapai Rp16 hingga Rp17 triliun. Ini harus kita tangkap dengan serius,” ujar Halikinnor, Rabu 11 Juni 2025.
Menurutnya, percepatan hilirisasi akan mendorong produk lokal diproses lebih lanjut di dalam daerah sebelum dipasarkan, sehingga memberikan dampak ekonomi yang lebih luas. Pemerintah daerah, lanjutnya, berperan menciptakan iklim investasi yang sehat, bukan menjadi pelaku usaha langsung.
“Kami akan fasilitasi agar regulasinya mendukung percepatan investasi. Mulai dari penyederhanaan perizinan sampai dengan kesiapan infrastruktur,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa infrastruktur seperti pelabuhan sangat menentukan minat investor. Pemerintah daerah tidak bisa hanya menunggu, tetapi harus aktif menyiapkan segala kebutuhan penunjang agar iklim investasi semakin menarik.
Selain fokus pada sektor ekonomi, Halikinnor juga menyinggung aspek lingkungan hidup. Saat ini, kata dia, Pemkab Kotim tengah menyusun rencana pengurukan kawasan tertentu untuk mendukung reboisasi yang terintegrasi dengan pembangunan berkelanjutan.
“Kami ingin pembangunan di Kotim tetap menjaga keseimbangan alam. Reboisasi jadi bagian penting dalam menjaga kelestarian lingkungan,” tegasnya.
Langkah hilirisasi yang digenjot Pemkab Kotim ini sejalan dengan program nasional untuk memperkuat industri dalam negeri. Diharapkan, pengolahan bahan mentah secara lokal mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperkuat daya saing daerah. (nardi)