PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kota Palangka Raya, HM Khemal Nasery, meminta Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran, untuk menurunkan pasukan kuning dari lingkup Pemerintah Provinsi guna membantu membersihkan sampah pasca kegiatan Car Free Night yang rutin digelar setiap Sabtu malam Minggu di kawasan Bundaran Besar.
Permintaan ini disampaikan Khemal menyusul keluhan dari sejumlah petugas kebersihan Kota Palangka Raya yang kewalahan membersihkan tumpukan sampah setelah kegiatan tersebut berlangsung.
“Saya ingatkan juga, Pemprov harus komitmen. Pasca kegiatan itu harus betul-betul menurunkan pasukan kuningnya untuk membersihkan, supaya kawasan bundaran di Yos Sudarso itu bisa bersih. Jangan kebersihan dilimpahkan kepada petugas pasukan kuning kebersihan Kota Palangka Raya, karena mereka tidak mampu,” ujar Khemal, Rabu, 16 Juli 2025.
Khemal mengapresiasi program Car Free Night yang digagas Pemprov Kalteng karena dinilai mampu memberikan hiburan malam bagi masyarakat. Namun, menurutnya, perlu ada tanggung jawab lanjutan untuk mengatasi persoalan kebersihan yang ditinggalkan.
“Maka aku meminta Gubernur untuk memerintah dinas terkait, apakah DLH, untuk mengerahkan pasukannya membersihkan sampah-sampah pasca kegiatan keramaian di Bundaran Besar,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa para petugas kebersihan Kota Palangka Raya kerap mengeluhkan beban pekerjaan yang meningkat setiap Minggu pagi.
“Itu kasihan loh, petugas kebersihan Kota Palangka Raya pagi-pagi mengeluh. Kotor, sampah berserakan. Apalagi masyarakat tidak sadar, ada yang buang kotoran di kursi-kursi taman,” keluhnya.
Khemal juga mengusulkan agar Pemprov Kalteng menambah fasilitas pendukung, seperti tempat sampah di berbagai titik agar memudahkan masyarakat dalam membuang sampah. Selain itu, ia meminta agar toilet berjalan milik Dinas PUPR Provinsi dikerahkan selama berlangsungnya acara.
“Kalau ada Car Free Night, siapkan WC atau toilet berjalan milik Dinas PUPR Provinsi. Itu harus dikerahkan supaya masyarakat yang ingin buang hajat bisa mudah mengakses. Mobil WC itu dibanyakin,” sarannya.
Lebih lanjut, ia meminta agar penyelenggaraan Car Free Night tidak hanya dipusatkan di satu titik saja, mengingat banyak pelaku UMKM yang terdampak akibat berkurangnya pengunjung di lokasi lain.
“Harus diingat juga, kegiatan itu jangan dipusatkan di satu tempat saja. Karena pusat usaha UMKM bukan hanya di Bundaran Besar. Di ujung Jalan Yos Sudarso itu ada pusat kuliner. Nah, itu tolong diperhatikan juga,” katanya.
“Pedagang UMKM di sana mengeluh akibat kegiatan Car Free Night setiap malam Minggu. Akhirnya apa, pengunjung berkurang, banyak kontainer (tempat usaha) tutup, tidak mampu membayar retribusi karena income tidak sesuai,” tutupnya.
(Syauqi)