
PALANGKA RAYA – Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Hamka, menegaskan pentingnya evaluasi penyelenggaraan ibadah haji sebagai bagian dari wujud nyata pemerintahan yang amanah, bertanggung jawab, dan terus berbenah.
Pernyataan tersebut disampaikan Hamka saat membuka secara resmi Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2025, yang digelar di Hotel Aurilla, Palangka Raya, Senin pagi, 28 Juli 2035
“Rapat ini bukan sekadar forum administratif, melainkan cerminan dari nilai-nilai moral dan spiritual kita dalam melayani para tamu Allah SWT. Ini adalah bentuk komitmen kita dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan transparan,” tegas Hamka.
Ia menyampaikan bahwa evaluasi ini merupakan bagian penting dari prinsip “Amanah” yang menjadi pijakan dalam mewujudkan visi Kalteng Makin Berkah dan Maju.
Pelayanan terhadap jamaah haji, menurutnya, bukan sekadar kewajiban teknis, tetapi juga amanat moral yang harus ditunaikan sebaik-baiknya.
“Pelayanan terhadap jemaah haji adalah bentuk tanggung jawab yang sangat luhur. Mereka bukan hanya warga negara, tapi juga tamu-tamu Allah. Maka tugas kita melayani mereka harus dilandasi nilai spiritual dan profesionalitas,” ucapnya.
Hamka juga mengapresiasi kerja sama antar-lembaga, mulai dari Kementerian Agama, Dinas Kesehatan, petugas PPIH, hingga seluruh stakeholder yang telah memastikan pelaksanaan ibadah haji berjalan tertib, aman, dan lancar.
Pada tahun 2025, sebanyak 1.625 jamaah haji asal Kalimantan Tengah telah diberangkatkan ke Tanah Suci.
Dalam sambutannya, Hamka juga menyinggung pentingnya melakukan introspeksi melalui forum evaluasi, agar ke depan kualitas pelayanan haji terus ditingkatkan, khususnya pada aspek kesehatan, logistik, dan pelayanan lansia.
“Rapat ini harus dimaknai sebagai ruang koreksi bersama. Jika ada kekurangan, mari kita perbaiki. Jika sudah baik, kita tingkatkan. Harapan kami, tahun depan pelayanan haji semakin prima dan lebih terstruktur,” ujar Hamka.
Ia juga mengingatkan seluruh pihak agar menjadikan nilai-nilai religius dan bermartabat sebagai pedoman dalam melayani umat.
Menurutnya, keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tidak hanya dilihat dari sisi teknis semata, tetapi juga dari kepuasan batin dan spiritualitas para jamaah.
(Sya’ban)