
PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Joni Harta, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata dan kompleks.
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi pemateri pada kegiatan Kick-off Meeting Penyusunan Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim Provinsi Kalteng yang digelar di Hotel M Bahalap, Senin, 28 Juli 2025.
Dalam paparannya, Joni menyoroti sektor-sektor vital yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, antara lain pertanian, kesehatan, serta ketersediaan dan kualitas sumber daya air.
“Perubahan iklim tidak bisa kita hindari, tapi bisa kita siasati dengan strategi adaptif yang tepat. Semua pihak harus bersinergi, dari pemerintah hingga komunitas akar rumput,” tegas Joni.
Ia juga memperkenalkan sejumlah program unggulan DLH yang mendukung adaptasi perubahan iklim, salah satunya Program Kampung Iklim (ProKlim) yang telah berjalan di seluruh kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah.
Program tersebut menjadi sarana edukatif dan partisipatif untuk meningkatkan kesadaran dan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.
Joni menambahkan bahwa langkah-langkah konkret juga telah dilakukan DLH Provinsi Kalteng dalam bidang pengelolaan lingkungan, salah satunya pembangunan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengolahan Limbah Medis.
“Limbah medis merupakan limbah berbahaya yang perlu ditangani secara profesional dan berkelanjutan. Dengan dibangunnya UPT khusus ini, kita harapkan tidak hanya memperbaiki kualitas lingkungan, tetapi juga menjadi bagian dari sistem perlindungan kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Rencana aksi ini, lanjut Joni, sejalan dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah 2025-2030 yang menekankan pembangunan berkelanjutan dan ketahanan iklim.
Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terlibat aktif dalam perumusan dan pelaksanaan aksi-aksi strategis adaptasi perubahan iklim.
(Sya’ban)