Prevalensi Stunting di Sukamara Turun Jadi 8,39 Persen

Kepala Dinas Kesehatan Sukamara Ari Junita bersama Sekretaris Dinas Kesehatan Sukamara, M Latif

SUKAMARA – Kepala Dinas Kesehatan Sukamara, Ari Junita mengatakan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Sukamara mengalami penurunan.

Berdasarkan data pada aplikasi e-PPGBM prevalensi stunting di Kabupaten Sukamara ada di angkat 8,39 persen jika dibandingkan pada Januari 2023 dari data SSGI sebesar 21,09 persen sedangkan pada data e-PPGBM ada di angka 14,05 persen.

“Berdasarkan data aplikasi e-PPGBM real time by name by address itu berada di 8,39 persen untuk angka prevalensi stunting, tapi saat ini kami masih menunggu hasil survei kesehatan Indonesia yang akan dirilis oleh Kementerian Kesehatan,” kata Ari Junita usai kegiatan publikasi dan penandatanganan komitmen bersama penanganan stunting melalui Gangan Asam Kuning (Gerakan Bersama untuk Penurunan Stunting) tahun 2023 yang dilaksanakan di Aula Kantor Bupati, Jumat 1 Desember 2023.

BACA JUGA:  Realisasi Keuangan dan Fisik Triwulan II Kabupaten Sukamara Masih Dibawah Target

Ari Junita menjelaskan Kecamatan Permata Kecubung saat ini yang paling kecil angka prevalensi stunting 4,73 persen sementara untuk prevalensi stunting tertinggi ada di Kecamatan Jelai dengan 21,7 persen.

“Kalau kasus stunting itu tertinggi ada di Kecamatan Sukamara tapi untuk prevalensi stunting tertinggi sementara ini ada di Kecamatan Jelai,” terang Ari Junita.

Ari Junita menjelaskan jika prevalensi stunting adalah cara mengukur presentase stunting di suatu wilayah berbeda dengan jumlah kasus stunting yang ada di suatu wilayah.

BACA JUGA:  Lapas Sukamara Gelar Tes Urine, Ini Hasilnya

Dari data Dinas Kesehatan Sukamara jumlah kasus di Kecamatan Sukamara dari tahun 2021, 2022 dan tahun 2023 ada 111 kasus sedangkan di Kecamatan Jelai dengan periode yang sama jumlah kasus stunting hanya ada 43 kasus. (enn)