Pembangunan Gereja GPDI Desa Sumber Makmur Bisa Dilanjutkan

IST/BERITASAMPIT - Kegiatan audiensi dan peninjauan lapangan lokasi pembangunan Gereja di Desa Sumber Makmur.

SAMPIT – Pembangunan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, resmi kembali dilanjutkan. Hal ini menjadi simbol penting dari semangat toleransi serta wujud nyata dari nilai-nilai Huma Betang, Handep Hapakat, dan Isen Mulang.

Ketua Harian DPP Garda Antang Patahu, Yanto Eko, turut hadir meninjau langsung lokasi pembangunan sebagai bentuk dukungan terhadap kehidupan masyarakat yang damai dan rukun di Bumi Tambun Bungai, Selasa 22 Juli 2025. Ia menegaskan pentingnya menjaga nilai persatuan dan keberagaman yang telah mengakar di Kalteng.

“Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila, dan Bumi Bhineka Tunggal Ika harus terus kita jaga. Ini bukan sekadar pembangunan rumah ibadah, tapi menjaga warisan persatuan yang menjadi identitas daerah,” kata Yanto.

Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim, Gahara, turut mendukung keberlanjutan pembangunan gereja. Ia menegaskan bahwa falsafah Huma Betang dan Belom Bahadat mengajarkan pentingnya hidup berdampingan dengan penuh hormat terhadap keberagaman.

BACA JUGA:  Penghargaan Kategori Pelayanan Prima dalam Musrenbang Polri Tahun 2025 di Raih Polres Kotim

Huma Betang artinya rumah bagi semua suku agama dan ras saling menghormati satu sama lain.

“Sedangkan Belom Bahadat artinya hidup beradab dimana maksudnya juga saling hidup rukun dan damai saling menghormati,” kata Gahara.

Pimpinan gereja, Pendeta Mirawati, memastikan bahwa polemik yang sempat terjadi telah selesai secara baik. Ia menyampaikan bahwa gereja ini akan menjadi tempat ibadah bagi sekitar 40 jemaat yang telah terdaftar resmi.

“Permasalahan ini sudah clear, dan pembangunan gerejanya akan tetap dikawal oleh pemerintah dan pihak terkait. Kami mengapresiasi dukungan semua pihak,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Mentaya Hilir Utara, Muslih, menyatakan bahwa situasi kini sudah kondusif. Ia menepis adanya konflik yang besar dan menyebutkan bahwa yang terjadi hanya miskomunikasi yang sudah diselesaikan dengan baik.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Desa Sumber Makmur, Supriyo. Ia membantah adanya penolakan, dan menegaskan bahwa pihak desa mendukung pembangunan selama prosedur dan perizinan dipenuhi. Ia mengingatkan bahwa desa tersebut sudah memiliki gereja sejak tahun 1986 dan masyarakat hidup damai antarumat beragama.

BACA JUGA:  Kapal Ditpolairud Polda Kalteng Periksa Surat izin Berlayar

“Di desa kami sudah ada gereja dari dulu, dan kami yang ikut memperjuangkannya. Kami terbuka untuk semua keyakinan,” tutup Supriyo.

Tokoh masyarakat Desa Sumber Makmur juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam menjaga suasana kondusif, termasuk pemerintah daerah, tokoh adat, FKUB, dan aparat keamanan. Ia berharap semangat kebersamaan ini terus terjaga.

(Nardi)