SAMPIT – Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah Sabran Achmad mengangkat Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi menjadi anak paling bungsu, Minggu (22/2). Pengukuhan pengangkatan dilakukan melalui prosesi adat Dayak tersebut, dipimpin tujuh orang hakim adat Dayak.
Sabran Achmad mengaku tidak pernah terbayang akan mengangkat Supian Hadi menjadi anaknya. Namun dia mengaku sudah mengetahui bahwa Supian Hadi juga merupakan keturunan Dayak dari garis ibunya yang merupakan warga Dayak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
“Saya bersyukur, pada hari ini telah menerima putra terbaik Kotim menjadi anak saya. Tentunya ini akan menambah keluarga baru. Sebelumnya anak saya ada lima orang dan Supian Hadi menjadi anak keenam,” ucap Sabran di hadapan undangan.
Tampak hadir ratusan undangan, terdiri dari Damang Adat, Pengurus DAD Kotim, Wakil Bupati Kotim Taufiq Mukri, dan para Kepala SKPD di Kotim. Hadir pula anggota keluarga besar Sabran Ahmad, yaitu seluruh anak, menantu dan besannya untuk menunjukkan bahwa seluruh keluarga dengan tulus menerima kehadiran Supian Hadi sebagai anggota baru keluarga mereka.
Sabran meminta, pengangkatan anak terhadap Supian Hadi jangan dikaitkan dengan politik. Hal itu murni dilakukan dengan hati nurani, baik dari Supian Hadi maupun keluarga besar Sabran Achmad.
“Pada prosesi hari ini, tidak ada unsur politik walaupun memasuki tahun politik. Jadi terserah sajakalau ada yang berasusmi bahwa ini mengarah ke politik dan saya persilahkan,” ujarnya.
Sabran menyadari bahwa pemilu kepala daerah di Kotim sudah dekat sehingga agenda keluarganya ini bisa saja dikaitkan orang dengan isu politik. Apalagi Supian Hadi dan HM Taufiq Mukri selaku incumbent menyatakan akan kembali mencalonkan diri sebagai bupati dan wakil bupati.
“Supian mencalonkan kembali, merupakan hak Supian Hadi. Namun, sebagai bapak, saya mempersilahkan, karena itu merupakan keputusan anak saya ini untuk kembali membangun Kotim,” tegas Sabran.
Sementara itu, Supian Hadi Supian berharap, pengangkatan dirinya menjadi anak Sabran Achmad dan istri, tidak dikaitkan ke ranah politik. Dia sudahlama menganggap Sabran Achmad dan istri sebagai orangtua, apalagi orangtua kandungnya sudah lama meninggal dunia.
“Saya sangat yakin dapat diterima dalam keluarga bapak Sabran Achmad dan Ibu. Ini murni dari hati dan saya ucapkan dua kalimat syahadat. Dalam hal ini tidak ada kaitannya dengan politik, karena saya tidak ada ayah dan ibu lagi,” ungkapnya. (raf/220215/beritasampit.com)