SAMPIT – Festival bedug yang di selengarakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk memeriahkan malam puncak kemengan umat islam dalam memperingati bulan Suci Ramadan yang jatuh pada 1438 Hijriah selesai.
Misyoto selaku ketua panitia mengatakan, dalam festival lomba bedug itu hanya diikuti oleh tiga peserta. Walaupun minim pesesrta namun pelaksanaan festival bedug merupakan agenda tahunan yang terus dilestarikan. Tahun berikutnya, dia berharap peserta yang mendaftarkan diri lebih banyak dan semakin kreatif lagi.
“Sebenarya peserta yang mendaftarkan diri ada lima peserta, namun dua peserta membatalkan diri karena kekurangan anggota.
Semua jumlah peserta yang mendaftarkan diri ada lima, tapi dua peserta membatlkan diri untuk ikut serta dalam festival bedug ini,” kata Misyoto, Sabtu (24/6/2017) malam.
Misyoto juga menambahkan, untuk semua jumlah pemain yang ikut dalam memainkan bedug ini jumlah keseluruhannya ada tujuh belas orang, dua penyanyi, sepuluh pemukul bedug yang di padukan dengan takrol (Pentungan) serata alat drum band, dan lima orang lainnya menjadi penari. Peserta wajib membawakan tiga lagu.
“Lagu yang mereka bawakan berbeda dari tahun-tahun yang sebelumnya. Tahun ini ada tiga lagu yang para peserta nyanyikan, pertama gema takbir, dua shalawat, dan ketiga lagu religi dengan waktu sepuluh sampai lima belas menit,” tambahnya.
Dalam festival lomba bedug yang di ikuti oleh hanya tiga peserta itu memunculkan juara satu, dua dan tiga dari beberapa sekolah yang ikut andil dalam memeriahkan festival tahunan itu.
“Juara satu di raih oleh peserta nomor urut dua dari Al-Kausar perwakilan dari sekolah Madrasah Alyah Negeri (MAN), dengan total nilai 168, juara dua di raih oleh peserta nomor urut tiga dari Toalibul Ilmi wakil dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK 1), dengan nilai 159. Sedangkan juara tiga di oleh wakil dari sekolah MAN, As-Sabat dengan niali 150,” tutup Misyoto.
(im/beritasampit.co.id)
