SAMPIT – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para sopir truk ditanggapi oleh pihak perusahaan. Perwakilan dari pihak sopir berjumlah lima orang dipersilahkan menemui manajer Nusantara Estate Didi beserta stafnya di aula kantor Divisi I Nusantara Estate.
Dari mediasi ini para sopir menyampaikan keluhan-keluhan mereka. Adapun tuntutan para sopir adalah meminta armada truk baru milik Jumio pemilik SPK yang baru yang beroperasi di Divisi I di stop.
Mereka juta meminta rolling muat masih seperti yang dulu, meminta truk kebun stop pengangkutan pada saat buah ngetrek.
Pihak perusahaan yang di wakili oleh Didi memberi penjelasan kenapa ada SPK yang baru lagi, di mana diakuinya bahwa di divisi itu sedang dilakukan uji coba sistem mekanisasi, yaitu pemuatan buah dengan menggunakan alat, karena ada yang buahnya sudah besar maka kalau menggunakan pemuat manual akan sangat lambat.
“Sehingga masuklah investasi untuk membeli alat tersebut oleh pihak ketiga,” ungkap Didi, Senin 6 Pebruari 2023
Lebih lanjut Didi juga menyebutkan alasan hadirnya armada baru tersebut karena banyak buah yang lambat terkirim sehingga menjadi buah restan,
Hal ini juga dikeluhkan oleh pemanen yang sekarang menggunakan sistem tonase, karena apabila buahnya lambat terkirim maka akan mengalami susut beratnya.
Namun demikian mediasi ini belum mendapatkan titik temu, karena pihak manejemen perusahaan akan mengkajinya terlebih dahulu atas tuntutan para sopir.
Para sopir berharap ada tanggapan dari manejemen perusahaan secepatnya,supaya ada kejelasan nasib mereka. (Tobing)