SAMPIT – Para Aparatur Sipil Negara (ASN) Guru di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menjerit lantaran tunjangan tambahan penghasilan pegawai (TPP) yang merupakan hak setiap pegawai belum dibayarkan oleh pemerintah setempat yang mana ada yang dari bulan April 2022 lalu belum terbayarkan.
Salah seorang pegawai berinisial A mengatakan, keterlambatan TPP itu sangat berdampak dalam ekonomi keuangan rumah tangganya yang hidup pas pasan karena yang diharap cuma gaji pegawai dan uang TPP. Selama ini uang TPP selalu ia harapkan untuk membantu mencukupi kebutuhannya.
“Kita harus bayar berbagai kebutuhan hidup seperti sembako, BBM, listrik dan masih banyak lagi apalagi kebutuhan sekarang harga-harga banyak yang naik. Biasanya mengharapkan memanfaatkan uang TPP itu karena sebagian gaji sudah terpotong di bank,” kata seorang guru yang hampir berkaca-kaca matanya.
Ia menjelaskan, akibat dari keterlambatan itu ia pun terpaksa kerja jualan jajanan kecil untuk mencukupi kebutuhannya.
Kendati tidak sepenuhnya tercukupi, ia mengharapkan TPP segera cair tidak tertunggak seperti sekarang, seperti gali lubang tutup lubang karena masalah ini sudah terjadi dari tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, ia sempat ingin mengojek untuk mencukupi kebutuhan keluarganya sembari menunggu gaji bulan berikutnya. Dia bahkan mengaku juga sempat ingin menjual Perhiasan emas miliknya kepada teman-teman rekan sejawat yang ia kenal.
Hal serupa juga dirasakan guru lainnya. Pegawai berinisial M itu mengaku cukup kesulitan mengatur keuangannya saat TPP tak kunjung keluar dari bulan Juli sampai sekarang.
Dia menjelaskan, terlambatnya pencairan TPP juga pernah terjadi dari tahun tahun yang lalu, cuma tahun ini kayaknya yang lebih parah dan lama.
Untuk menutupi kekurangan-kekurangan kebutuhan keluarganya, ia pun mengaku harus meminjam uang ke temannya bahkan orang tuanya untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
“Ya semoga cepat cairlah, malu sampai minjam uang sama orang tua, harapannya semoga cepat cair,” pungkasnya.(NARDI).