HUT Gunung Mas Akan Digelar di 12 Kecamatan

IST/BERITA SAMPIT - Wakil Bupati Gunung Mas Efrensia L.P Umbing

KUALA KURUN – Setelah melalui beberapa kali rapat, rencananya pemerintah kabupaten dan panitia Hari Jadi Kabupaten Gunung Mas ke-21 tahun 2023 akan memperingatinya di 12 kecamatan, dengan menggelar berbagai kegiatan.

”Selama ini, setiap hari jadi Kabupaten Gunung Mas hanya fokus di ibukota kabupaten saja, sehingga terkadang kecamatan tidak merasakan euforia perayaannya,” ungkap Wakil Bupati Gunung Mas Efrensia L.P Umbing belum lama ini.

Lebih lanjut dikatakannya, perayaan hari jadi Kabupaten Gunung Mas digelar di kecamatan, agar masyarakat ramai-ramai juga merasakan dan memeriahkannya. Apalagi selama ini selalu dipusatkan di Kota Kuala Kurun saja.


”Kami ingin hari jadi Kabupaten Gunung Mas tidak hanya dirasakan di Kuala Kurun saja, tetapi di setiap kecamatan juga merayakan, dengan mengadakan berbagai lomba yang dimeriahkan oleh masyarakat,” tuturnya.

Adapun rangkaian perayaan hari jadi Kabupaten Gunung Mas akan dimulai pada 29 Mei, yakni di Kecamatan Mihing Raya, berlanjut ke Kecamatan Sepang, lalu keliling ke sembilan kecamatan lain, dan nanti berakhir di Kecamatan Kurun.

”Berbagai kegiatan yang digelar di kecamatan itu bermanfaat untuk masyarakat, seperti bakti sosial berupa pengobatan gratis, lomba kebersihan, pasar murah dan jalan sehat dengan hadiah sepeda motor di setiap kecamatan. Nanti camat yang akan memfinalkan kegiatan itu,” ujar dia.

Dalam kegiatan di hari jadi Kabupaten Gunung Mas juga akan digelar Festival Budaya Mihing Manasa (FBMM) di 16-20 Juni dengan mempertandingkan belasan cabang lomba. Rangkaian kegiatan ditutup dengan upacara puncak hari jadi Kabupaten Gunung Mas pada 21 Juni.

”Untuk FBMM, surat pemberitahuan untuk berpartisipasi sudah disampaikan ke seluruh camat. Dengan demikian, kami harap kecamatan mengirimkan kontingen untuk berlomba,” terangnya.

Cabang lomba yang dipertandingkan dalam FBMM yakni lomba pawai budaya dan karnaval, tari daerah, karungut putra dan putri, deder berpasangan, lagu pop daerah, makanan tradisional, pakasak lamang, magenta, balogo putra dan putri, habayang putra dan putri, manyipet putra dan putri, maneweng, manetek dan manyila kayu, mempengaruhi putra dan putri.

”Selanjutnya, dayung tradisional putra dan putri, pencak silat membuka lawang sakepeng putra dan putri, manjawet putra dan putri, serta putra dan putri pariwisata,” tutupnya. (Ale).

Follow Berita Sampit di Google News