PANGKALAN BUN – Dalam rangka upaya menekan angka stunting, Bunda PAUD Kotawaringin Barat, Hj Harli Saparia, menggelar acara sosialisasi penanganan stunting yang ditujukan untuk guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dimana acara tersebut di gelar Aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).
Kegiatan sosialisasi itu dihadiri sekitar 50 peserta, termasuk guru PAUD dan Kepala PAUD dari enam kecamatan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Dengan narasumber utama adalah Siti Zakiyah sebagai Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kotawaringin Barat, dan berasal dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB) Kobar.
Dalam sambutannya, Bunda PAUD Kobar Hj. Harli Saparia menggarisbawahi pentingnya penanganan stunting, yang dapat berakar dari pernikahan usia anak. Guru PAUD memiliki peran strategis dalam mengidentifikasi stunting pada anak usia 3-6 tahun, dan upaya bersama perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Dimana menurut Istri Pj. Bupati Kobar ini, bahwa kegiatan sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman kepada guru PAUD tentang penanganan stunting sehingga mereka dapat bekerja sama dengan orang tua murid dalam mencegah dan mengatasi stunting.
Sementara itu, Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kotawaringin Barat, Jamri, saat dikonfirmasi Jumat, 29 September pihaknya sangat mengapresiasi kehadiran para guru PAUD dan Bunda PAUD dalam acara sosialisasi ini, dan di harapkan kegiatan sosialisasi ini dapat membantu mengurangi angka stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat, terutama di desa-desa yang masih memiliki balita stunting.
“Kegiatan telah diselenggarakan pada Rabu, 27 September 2023 Dinas Pendidikan yang mewajibkan satuan pendidikan PAUD untuk mengalokasikan minimal 5% dari dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), dana tersebut untuk mendukung penanganan stunting,” ujar Jamri.
Dan kegiatan Sosialisasi ini menurut Jamri terbagi menjadi empat sesi yang mencakup kebijakan stunting, 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pola pengasuhan, dan stimulasi tumbuh kembang anak.
Ketua Panitia Sosialisasi, Herlina Dwi Puspita, mengatakan bahwa peran guru PAUD sangat penting dalam mengedukasi orang tua tentang penanganan dan pencegahan stunting. Karena dalam penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama semua pihak.
Sebab menurutnya, Guru PAUD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Stunting tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan otak, dan dampaknya dapat dirasakan hingga masa depan.
“Diharapkan setelah mengikuti sosialisasi ini, satuan pendidikan PAUD akan mengambil langkah-langkah konkret dalam mencegah dan menangani stunting, melalui sosialisasi ini diharapkan akan menjadi langkah awal dalam upaya bersama untuk mengatasi masalah stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat,” beber Herlina Dwi Puspita. (Gusti/Man).