SAMPIT – Warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) merasa jengkel dengan kebijakan RSUD dr Murjani Sampit yang dinilai seenaknya membatalkan antrian pasien di aplikasi JKN online, hingga menyebabkan antrian di berbagai poli.
Salah seorang warga Sampit Siti Fathonah, sampai meluapkan emosinya lewat media sosial. Dalam tulisannya yang diberi judul “Kemunduran RS Murjani Sampit”.
“Hari ini 12 Oktober 2024 berjajar antrian pasien berbagai Poli di bagian informasi, dengan permasalahan yang sama. Di cancelnya pasien di aplikasi JKN online,” kata Siti Fathonah.
Ia juga bertanya ke petugas bagian informasi untuk mempertanyakan terkait pembatalan pasien di aplikasi JKN online ini.
“Alasan mereka, adanya pembaharuan sistem setiap 3 hari sekali dikarenakan adanya pergantian dokter. Ketika ditanya ketentuan dari mana pendaftaran pasien minimal 3 hari sebelum waktu periksa jawabnya kebijakan dr RS,” kesalnya.
Menurutnya, jika memang ada penggantian dokter seharusnya tidak mengorbankan pasien dengan membatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
“Hak pasien tetap dilayani siapapun dokternya riwayat berobat ada di sistem RS, jadi dokter penggantian akan mengetahui riwayat sakit pasien,” lanjutnya.
Bahkan dirinya membandingkan dengan pelayanan Rumah Sakit di Jawa. “Saya bisa ngomong gini pengalaman saya di RS di Jawa ketika mengantar ibu saya kontrol,” tuturnya.
Bukan hanya itu, lanjutnya, tiba-tiba ada ketentuan pendaftaran tiga hari sebelum hari periksa. Padahal pasien sudah dapat surat kontrol dari sebulan sebelumnya.
“Maka setiap daftar di hari ke 3 sebelum hari periksa pun sudah full terusss hehehe,” celetuknya.
Namun dirinya menentang atas kebijakan ini. Ada seorang Ibu yang datang jauh-jauh dari Kecamatan Parenggean yang dibatalkan tanpa diberikan solusi.
“Yang kasian hari ini ada ibu Sunarti dr Parenggean sdh smpai di sini ternyata di cancel tidak bisa berobat dan tidak ada solusi,” lanjutnya.
“Ada juga ibu Sumiatun yang sudah tau di cancel, daftar selalu di info dari JKN Online antrian penuh akhirnya jam 4 pagi sudah duduk di pengambilan antrian di lantai bawah dan tetap tidak bisa daftar apalagi periksa juga,” ungkapnya.
Ia menyebut, seharusnya keberadaan Rumah Sakit untuk melayani masyarakat, bukan malah menyulitkan masyarakat. Sudah saatnya ada RS swasta di Kota Sampit. Pasalnya, RS Murjani dinilai sudah kewalahan menghadapi pasien yang cukup banyak.
“Masalah itu harus ada solusi. Bukannya malah di kembalikan ke pasien kalau RS tidak bisa kasih solusi pasien sendiri tidak tau harus bagaimana karena yang lebih tau dan lebih paham adalah RS itu sendiri,” tutupnya.
(Ibra)