JAKARTA– Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin mengatakan pentingnya fokus pada pengembangan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri guna mewujudkan keberhasilan program hilirisasi nasional.
Menurut Mukhtarudin, pengembangan SDM adalah kunci utama untuk menjawab tantangan industri hijau dan hilirisasi nasional.
“Tanpa tenaga kerja yang kompeten dan adaptif, transformasi menuju ekonomi berkelanjutan hanya akan menjadi wacana,” tutur Mukhtarudin, Selasa 6 Mei 2025.
Anggota Komisi XII DPR RI ini bilang pengembangan SDM sebagai fondasi keberhasilan industri hijau harus sejalan dengan kebutuhan reformasi kurikulum, pelatihan berbasis industri, dan program magang saat ini.
Namun, menurut Mukhtarudin kesenjangan kompetensi antara lulusan vokasi dan kebutuhan industri hijau saat ini cukup signifikan, terutama karena pesatnya perkembangan teknologi dan tuntutan keberlanjutan.
“Ya, ada kesenjangan kompetensi antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri. Saya kira ini yang menyebabkan lulusannya kurang sesuai dengan permintaan pasar kerja saat ini,” ungkap Mukhtarudin.
Politisi Dapil Kalteng ini menjelaskan bahwa industri hijau membutuhkan tenaga kerja yang mahir dalam teknologi seperti energi terbarukan (panel surya, turbin angin), pengolahan limbah, efisiensi energi, atau produksi bahan baku rendah karbon (misalnya baterai EV).
Sementara, lanjut Mukhtarudin, kondisi lulusan vokasi masih terfokus pada keterampilan umum (misalnya mekanik atau listrik dasar) tanpa spesialisasi di bidang hijau, seperti instalasi sistem fotovoltaik atau pengelolaan sistem daur ulang industri.
“Misalnya Industri smelter nikel untuk baterai EV kita kan butuh teknisi yang paham proses hidrometalurgi, tetapi kurikulum vokasi sering kali belum mencakup ini,” imbuh Mukhtarudin.
Untuk itu, Mukhtarudin mendorong ada langkah prioritas atau reformasi kurikulum dalam mengatasi kesenjangan kompetensi antara lulusan vokasi dan kebutuhan industri hijau guna mendukung hilirisasi Nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Ini yang harus diprioritaskan, karena kurikulum yang relevan adalah fondasi utama untuk menyelaraskan kompetensi lulusan dengan tuntutan industri hijau. Tanpa pembaruan, pelatihan lain akan kurang efektif,” beber Mukhtarudin.
Bangun Tenaga Kerja Kompeten
Fraksi Golkar Senayan pun mendorong pembangunan tenaga kerja kompeten melalui pelatihan keberlanjutan (sustainability training) yang bertujuan membekali tenaga kerja dengan pengetahuan, keterampilan, dan pola pikir untuk mendukung praktik industri yang ramah lingkungan, efisien, dan bertanggung jawab secara sosial, khususnya dalam konteks industri hijau dan hilirisasi nasional.
Mengingat, kata Mukhtarudin, pelatihan keberlanjutan bukan sekadar investasi pada SDM, tetapi fondasi bagi masa depan industri hijau yang kompetitif dan bertanggung jawab.
“Dengan SDM yang terampil dan berpikiran berkelanjutan, hilirisasi nasional akan menjadi pilar ekonomi yang kuat dan ramah lingkungan,” pungkas Mukhtarudin.
(adista)