PANGKALAN BUN – Dalam upaya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat gencar melakukan kegiatan sosialisasi kerawanan bencana, kegiatan tersebut digelar hingga tingkat desa.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kobar Syahruni melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kobar Pahrul Laji menyampaikan, bahwa pihaknya pada hari Rabu 11 Juni 2025 menggelar sosialisasi tersebut di desa Bengkuang, Kecamatan Pangkalan Banteng, dengan melibatkan peserta dari perangkat desa, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, relawan desa, dan dihadiri Bhabinkamtibmas serta Babinsa Desa Sungai Bengkuang, kehadirannya merupakan sinergritas antar lembaga dalam penanggulangan bencana.
“Sosialisasi melibatkan langsung elemen masyarakat, karena peran masyarakat ini sangat penting dalam menghadapi potensi bencana di wilayahnya masing masing , melalui kegiatan sosialisasi ini masyarakat pun akan paham pada saat mengalami bencana, maka telah mengetahui apa yang harus mereka lakukan, ujarnya, Kamis 12 Juni 2025.
Sosialisasi itu, lanjut Pahrul, sebagai upaya pencegahan dan kesiapsiagaan, karena keduanya merupakan kunci utama menekan terjadinya korban serta kerugian pada saat bencana datang. Melalui kegiatan sosialisasi ini sebagai langkah dalam meningkatkan kesadaran serta kesiapan elemen masyarakat desa.
“Dalam sosialisasi kami berikan pemaparan materi tentang jenis jenis bencana yang berpotensi di desa Bengkuang, dan peserta kami berikan tentang cara mitigasi dan evakuasi, bahkan simulasi kesiapsiagaan bencana sederhana,” ujarnya.
Dikatakan, bahwa kegiatan sosialisasi juga akan dilaksanakan pada desa-desa lainnya yang ada di wilayah Kobar terutama wilayah rawan bencana, dengan harapan akan menciptakan masyarakat yang tangguh terhadap bencana.
“Kami pun sampaikan imbauan kepada masyarakat, pada saat memasuki musim kemarau agar tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, yang akan berdampak buruk pada lingkungan juga kesehatan masyarakat, apalagi sampai muncul kabut asap akan mengganggu semua sektor, untuk mencegah lebih baik sejak dini,” katanya.
Pahrul pun menyampaikan bahwa pihaknya selama 6 bulan ditahun ini telah melakukan penanganan sebanyak 26 penanganan, dimana titik hotspot itu terjadi di Kecamatan Arut Selatan, Arut Utara, Kotawaringin Lama dan Kecamatan Kumai. Titik hotspot terbanyak terjadi pada bulan Mei dan Juni 2025 yakni sebanyak 18 penanganan. (man)