BPBD Kalteng Perkuat Mitigasi Karhutla, Gandeng 120 Perusahaan Sawit

IST/BERITA SAMPIT - Peserta zoom meeting mitigasi karhutla di Kalteng.

PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus memperkuat langkah mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan menggandeng 120 perusahaan sawit yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalteng. Koordinasi tersebut digelar secara daring melalui Zoom Meeting pada Selasa 10 Juni 2025, dengan pemaparan dari PT GIJ dan PT BGA, serta melibatkan BPBD kabupaten/kota se-Kalteng.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng, Ahmad Toyib, menegaskan bahwa pencegahan harus menjadi prioritas utama dalam penanganan karhutla.

“Mitigasi karhutla tidak bisa lagi hanya mengandalkan pemadaman. Pencegahan harus dibangun sejak dini, dengan sistem yang terintegrasi dan dukungan penuh dari semua pihak,” ujar Ahmad Toyib.

Berdasarkan data PT BGA, sepanjang 2024 tercatat 43 kejadian kebakaran dengan luasan terdampak sekitar 65,11 hektare. Namun, Ahmad Toyib menilai angka tersebut relatif terkendali.

“Kita mengapresiasi kesiapsiagaan yang sudah dibangun perusahaan. Mereka bukan hanya menyiapkan armada damkar dan personel, tapi juga memanfaatkan teknologi untuk deteksi dini,” tambahnya.

PT BGA diketahui mengembangkan sistem digital berbasis aplikasi Fire Hunter dan General Inspection yang mempermudah pemantauan hotspot, patroli digital, dan pelaporan kejadian secara real-time.

BACA JUGA:  Plt Kadisdik Kalteng: Pendidikan Vokasi Kita Bukan Lagi Sekadar Teori

“Inovasi seperti ini sangat membantu kami dalam pengawasan. Ini contoh konkret bagaimana swasta bisa mengambil peran aktif dalam mitigasi,” kata Toyib.

Menurutnya, mitigasi yang efektif tidak hanya soal peralatan, tetapi juga sinergi dengan masyarakat. BPBD Kalteng akan segera mengaktifkan Pos Komando dan Pos Lapangan yang tersebar di 13 kabupaten dan 1 kota. Pos-pos tersebut akan diisi oleh Masyarakat Peduli Api (MPA), serta personel TNI-Polri yang telah mendapatkan pelatihan khusus.

“Pos Lapangan MPA akan menjadi ujung tombak deteksi dini dan penanganan cepat. Ini penting agar potensi kebakaran bisa segera direspons tanpa menunggu tim dari pusat,” jelasnya.

Selain itu, Toyib menilai kemitraan antara perusahaan dan desa-desa sekitar juga krusial. Ia menyoroti kolaborasi antara PT BGA dan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) binaan sebagai model pencegahan di tingkat bawah.

“Warga adalah garda terdepan. Pelibatan mereka melalui pelatihan, sosialisasi, dan pemberian peralatan damkar harus terus diperkuat,” tegasnya.

Kesiapan sumber daya manusia juga menjadi perhatian. Saat ini, BGA mengoperasikan lebih dari 1.200 satgas inti yang tersebar di Kalimantan Tengah dengan tingkat kesiapan mencapai 92 persen. Latihan fire drill dan pelatihan internal maupun eksternal terus dilakukan agar satgas selalu siaga.

BACA JUGA:  Penutupan Rapimpurnas KNPI Dirangkai Aksi Penanaman Pohon, Plt. Sekda: Ini Warisan untuk Generasi Mendatang

Dalam aspek lingkungan, hasil monitoring tinggi muka air tanah (TMAT) sepanjang 2024 menunjukkan kondisi yang baik, dengan seluruh titik pemantauan berada dalam kategori aman.

“Ini indikator penting. Air yang cukup di area rawan sangat krusial dalam mencegah kebakaran gambut,” ujar Toyib.

Sementara itu, peringatan dini dari BMKG menyebutkan Kalimantan Tengah akan memasuki musim kemarau mulai 11 Juni dengan puncaknya pada Juli hingga Agustus.

“Ini menjadi alarm bagi kita semua untuk meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari sekarang, dan hal ini menjadi komitmen Bapak Gubernur Kalteng untuk Kalteng Bebas Kabut Asap Tahun 2025,” pungkasnya.

(Syauqi)