
PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Agustiar Sabran, menegaskan pentingnya pendekatan preventif dalam menangani premanisme dan organisasi kemasyarakatan (ormas) bermasalah yang berpotensi mengganggu ketertiban umum, dunia usaha, dan investasi.
Hal ini disampaikan dalam sambutannya saat membuka acara Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Terpadu Operasi Penanganan Premanisme dan Ormas Bermasalah, yang digelar di Hotel Best Western Batang Garing, Palangka Raya, Jumat pagi, 13 Juni 2025.
“Penanganan premanisme dan ormas bermasalah tidak hanya bersifat penindakan atau represif, tetapi juga harus mengedepankan pendekatan preventif, pencegahan,” ujar Agustiar di hadapan peserta rapat yang terdiri dari unsur pemerintah, aparat penegak hukum, dan tokoh masyarakat.
Menurut Agustiar, edukasi dan pembinaan sosial harus menjadi perhatian utama agar penanganan dapat menyentuh akar masalah, seperti persoalan ekonomi, ketimpangan sosial, hingga kurangnya pemahaman terhadap hukum.
“Kita harus menyentuh akar masalah. Banyak kasus muncul karena faktor ekonomi, sosial, bahkan ketidaktahuan tentang hukum. Maka edukasi dan pembinaan menjadi kunci,” tegasnya.
Gubernur menekankan bahwa hadirnya Satgas Terpadu bukan hanya sebagai alat penegakan hukum, tetapi juga sebagai bentuk kehadiran negara untuk mencegah konflik sejak dini, menciptakan rasa aman, dan menjaga harmoni sosial.
Ia juga mengingatkan bahwa keberadaan ormas harus menjadi kekuatan positif, bukan malah menjadi alat intimidasi atau kepentingan kelompok tertentu.
Semua pihak, menurutnya, harus ikut dalam pengawasan dan pembinaan, tidak bisa hanya diserahkan kepada aparat keamanan.
“Pembinaan dan pengawasan ormas adalah tugas bersama. Kita harus bahu membahu, bergandengan tangan, agar masyarakat merasa aman dan nyaman,” ujarnya.
Agustiar menyampaikan bahwa semangat sinergi ini sejalan dengan falsafah Huma Betang, nilai kearifan lokal Kalimantan Tengah yang menekankan pentingnya hidup rukun dan toleran di tengah keberagaman.
“Kita hidup berdampingan, saling menghargai, dan bersama-sama membangun. Ini nilai utama dari Huma Betang, yang harus menjadi dasar kebijakan kita,” katanya.
Dengan situasi yang aman dan kondusif, lanjutnya, pembangunan daerah di segala sektor dapat berjalan lebih optimal dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, Pemprov Kalteng berkomitmen menjaga stabilitas daerah melalui pendekatan komprehensif: represif bila diperlukan, namun preventif sebagai strategi utama.
“Negara hadir bukan hanya untuk menindak, tetapi juga untuk mencegah. Kita ingin Kalimantan Tengah menjadi wilayah yang ramah investasi, aman, dan sejahtera bagi semua,” pungkasnya.
(Sya’ban)