
SAMPIT – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur (Kotim), Bima Eka Wardhana menyambut baik pengakuan resmi seni bela diri Silat Kuntau Bangkui sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) milik Kotim. Menurutnya, ini merupakan tonggak penting dalam upaya pelestarian budaya daerah.
“Alhamdulillah akhirnya Silat Kuntau Bangkui diakui dan telah sah menjadi kekayaan intelektual Kotim,” ujar Bima, Kamis 17 Juli 2025.
Artinya, seni bela diri ini memang merupakan karya dan milik masyarakat Kotim. Tidak bisa lagi daerah lain mengklaimnya.
Silat Kuntau Bangkui adalah warisan budaya yang bersifat terbuka, sakral, dan diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Dayak, khususnya di Kotim.
Disebut terbuka karena siapapun boleh mempelajarinya. Sementara nilai sakral terletak pada filosofi dan asal gerakannya yang terinspirasi dari hewan bangkui, sejenis monyet khas Kalimantan Tengah.
Gerakan Silat Kuntau Bangkui ini juga tidak sembarangan. Ada unsur spiritual karena dilandasi doa, dan fungsinya sangat kuat untuk pertahanan diri.
Bahkan dalam pelatihan, peserta selalu diingatkan untuk tidak menggunakan gerakan sembarangan karena ada teknik mematikan dengan tangan kosong.
Gerakan silat ini mencakup penggunaan seluruh anggota tubuh, dari tangan, jemari, lutut hingga telapak kaki sengan pola sistematis. Bahkan dalam beberapa peragaan, juga dikombinasikan dengan tongkat atau toya.
Seni bela diri ini juga kerap ditampilkan dalam tradisi lawang sekepeng untuk menyambut tamu kehormatan.
Pengakuan ini bukan hanya penting secara hukum, tetapi juga memberikan banyak manfaat strategis. Di antaranya mencegah eksploitasi, menahan klaim pihak luar, memperkuat upaya pelestarian, dan meningkatkan kebanggaan masyarakat lokal terhadap warisan budaya leluhur.
“Status KIK juga jadi pintu masuk untuk pengembangan pariwisata budaya. Silat Bangkui bisa dikemas dalam bentuk pertunjukan, workshop, hingga festival. Bahkan, bisa masuk ke pasar kreatif dan menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat adat sebagai pemilik budaya,” tambahnya.
Silat Kuntau Bangkui juga berpotensi diangkat ke tingkat nasional bahkan internasional. Dengan dukungan kuat dan promosi yang tepat, Dinas Kebudayaan Pariwisata optimistis silat ini bisa menjadi identitas budaya yang mengangkat nama Kotim di kancah global. (nardi)