Mahasiswa Bongkar Pemangkasan Beasiswa TABE, 16 Orang Jadi Korban Kebijakan Kampus

IST/BERITA SAMPIT - Salah satu bukti transfer mahasiswa untuk yayasan pada tahap pertama.

SAMPIT – Gelombang protes dari mahasiswa penerima Beasiswa TABE di Sampit semakin menguat. Pada Jumat, 18 Juli 2025, sejumlah mahasiswa akhirnya angkat bicara sekaligus menunjukkan bukti bahwa beasiswa mereka benar-benar mengalami pemangkasan sepihak oleh pihak kampus.

Dari data yang dihimpun, terdapat sebanyak 16 mahasiswa yang mengalami pengurangan nominal beasiswa. Hal ini sontak menimbulkan tanda tanya besar terhadap transparansi dan dasar kebijakan kampus dalam menyalurkan dana bantuan pendidikan tersebut.

Menariknya, ada satu mahasiswa yang memilih untuk tidak mengikuti arahan kampus. Ia menolak mentransfer kembali 50 persen dari dana beasiswanya, seperti yang diduga diminta pihak kampus. Hingga kini, mahasiswa tersebut tidak mengirimkan sepeser pun dananya kembali.

BACA JUGA:  Heboh! Video Adu Mekanik Ibu-Ibu Gegerkan Sampit, Diduga Karena Perselingkuhan

“Ada 16 orang yang beasiswanya dipangkas, dan ada satu orang yang tidak mau dipangkas beasiswanya, sampai sekarang dia tidak mentransfer ke yayasan,” ucap salah seorang mahasiswa yang enggan disebutkan namanya, Jumat 18 Juli 2025.

Dirinya mengatakan bahwa mereka masih berdiskusi terkait dengan pemangkasan beasiswa TABE tersebut dan berencana melaporkannya ke Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah (Disdik Kalteng).

“Ini masih kita diskusikan dan rencananya mau kita laporkan ke Disdik Kalteng,” tambahnya.

Para mahasiswa menyayangkan alasan pihak kampus yang menyebut pemangkasan dilakukan demi meringankan beban Yayasan. Mereka menilai, alasan itu tidak bisa diterima karena beasiswa adalah hak mahasiswa, bukan beban yang bisa dialihkan seenaknya.

BACA JUGA:  Perkuat Hubungan Bilateral, Gubernur Kalteng Jamu Senator Parlemen dan Pengusaha Turki

“Kalo alasannya meringankan beban yayasan kan itu tidak ada urusannya sama kami, itu urusan yayasan,” pungkasnya.

(UTOMO)