Kelurahan Menteng dan Kereng Bangkirai Terima Bantuan Peralatan PLTB

IST/BERITASAMPIT - Penyerahan bantuan peralatan pembukaan lahan tanpa bakar kepada kelurahan Menteng dan Kereng Bangkirai.

PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberikan bantuan peralatan pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) kepada dua kelurahan, yakni Menteng dan Kereng Bangkirai.

Penyerahan dilakukan Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Gloriana Aden, usai kegiatan Sosialisasi Pencegahan Karhutla dan Pelatihan PLTB di Aula Alltrue Hotel Palangka Raya, Selasa 22 Juli 2025.

Bantuan tersebut berupa alat press plastik, meja stainless, dan mesin dehydrator yang akan digunakan untuk mengolah teh karamunting yang merupakan produk herbal dari daun dan buah Karamunting tanaman khas Kalimantan Tengah.

“Ini bagian dari komitmen kita untuk mendukung ekonomi masyarakat tanpa harus membakar lahan,” ucapnya.

BACA JUGA:  Dibekuk di Jalan Hiu Putih, Pengedar Sabu Tak Berkutik saat Polisi Temukan Barang Bukti di Motornya

Kegiatan olahan teh karamunting ini menjadi contoh baik bahwa kelestarian alam bisa berjalan beriringan dengan produktivitas ekonomi.

“Pentingnya pemanfaatan alat secara maksimal oleh kelompok masyarakat, sehingga mampu meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, dan menambah penghasilan warga secara berkelanjutan,” tambahnya.

Sementara itu, Plt. Kepala DLH Kota Palangka Raya, Berlianto menyebutkan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari pendekatan PLTB berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini tidak hanya menekan risiko karhutla, tetapi juga membuka ruang inovasi lokal.

“Teh karamunting ini mulai banyak diminati. Kita ingin bantu masyarakat dari sisi alat, pelatihan, dan akses pasar. Semua untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam yang lebih ramah lingkungan,” lanjutnya.

BACA JUGA:  Operasi Patuh Telabang 2025 Resmi Dimulai, 410 Personel Dikerahkan di Kalteng

Selain itu ke depannya DLH akan menargetkan program serupa untuk diperluas ke kelurahan lain yang memiliki potensi hasil hutan bukan kayu.

“Sehingga dampak ekonominya bisa lebih luas dan mendukung penguatan masyarakat berbasis kearifan lokal,” ungkapnya. (yud)