Pasien Meninggal Diduga Akibat Aturan Berbelit, RSUD Murjani Jadi Sorotan Tajam Netizen

NARDI/BERITASAMPIT - Tangkapan layar komentar warganet.

SAMPIT – Duka mendalam menyelimuti keluarga seorang pasien di RSUD dr Murjani Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), yang meninggal dunia diduga karena terlambat dirujuk ke rumah sakit di Palangka Raya. Kasus ini memicu gelombang kemarahan publik, terutama dari netizen yang ramai-ramai melontarkan kritik tajam terhadap sistem birokrasi rumah sakit plat merah tersebut.

Komentar bernada kecaman membanjiri media sosial sejak kabar tersebut mencuat. Netizen menilai, aturan yang dinilai berbelit-belit justru mengorbankan nyawa manusia.

Di media sosial, warganet menyayangkan lambannya penanganan terhadap pasien yang mengalami penyumbatan jantung, yang akhirnya meninggal sebelum sempat diberangkatkan ke Palangka Raya.

Mereka menilai prosedur birokrasi dan aturan berbelit telah membuat nyawa manusia seolah tidak lagi bernilai.

“Korban aturan yang berbelit-belit. Ternyata nyawa manusia tidak lebih berharga dari aturan yang dipakai,” tulis akun Muhammad Rayyan Nur Azzam dalam kolom komentar berita yang beredar, Rabu 23 Juli 2025.

Komentar senada juga datang dari akun Supriadi yang menilai kondisi RSUD Murjani mencerminkan lemahnya perhatian pemerintah daerah terhadap layanan kesehatan.

BACA JUGA:  Pasien Telat Dirujuk Hingga Meninggal, RS Murjani Bisa Terjerat Hukum

“Sudah bukan rahasia umum. Persoalannya sekarang, Pemda harusnya melengkapi sarana prasarana dan hak-hak pegawai RS. Ruang rawat inap, dokter, tunjangan, fasilitas, agar rumah sakit bisa maksimal,” tulisnya.

Netizen lain bahkan menyarankan agar kasus ini dibawa ke jalur hukum. “Bisa digugat to,” tulis Aya Sumiatie singkat.

Sementara itu, akun Chelle Lee Sheila mengkritik sistem layanan publik yang dianggap stagnan dan menyarankan agar pemerintah membuka ruang bagi rumah sakit swasta.

“Udah gue bilangin, kasih RS swasta masuk dong. Jangan masih pertahankan RS yang nggak bisa maju,” sindirnya.

Akun lain menyebut kondisi ini sebagai potret sulitnya kemajuan layanan kesehatan daerah.

“Memang sulit untuk dipikir, sulit maju, serba sulit,” tulis Tasripin.

“Parah lah,” imbuh M Wijaya.

Tak sedikit pula warganet yang menyampaikan rasa duka dan keprihatinan mendalam atas kejadian ini.

“Turut berduka cita dan turut prihatin,” tulis Wim Benung.

BACA JUGA:  PT. Kridatama Lancar sampaikan Klarifikasi Terkait Penundaan Sidang Mediasi

“Aduh sangat memprihatinkn kalau sampai nunggu 10 jam dirujuk, kok rumah sakit begitu,pemerintah daerahnya yg kurang tegas membiarkan yg sepele itu akhirnya lama-lama susah jadinya masuk rumah sakit kalau begitu cara mereka melayani pasien yang datamh berobat,” ungkap akun M Walter Walter.

Seperti diberitakan sebelumnya, RN (29), salah satu keluarga pasien, menyampaikan kekecewaannya terhadap RSUD Murjani karena keluarganya yang mengalami penyumbatan jantung, namun harus menunggu rujukan selama 10 jam sebelum akhirnya meninggal dunia pada Senin 21 Juli 2025 dini hari tak sempat dirujuk.

(Nardi)