
PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Dinas Pendidikan menyalurkan bantuan satu unit TV interaktif berukuran 86 inci kepada SMP Swasta Kristen di Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah, baru-baru ini.
Kepala SMP Swasta Kristen Tumbang Samba, Rupince, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada Pemprov Kalteng, khususnya Gubernur Agustiar Sabran, atas perhatian yang diberikan. Menurutnya, perangkat ini sangat relevan dalam mendukung semangat digitalisasi pendidikan.
“Di era digitalisasi saat ini, bantuan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi kami. Harapan kami, di tahun ajaran baru ini sekolah kami mampu menerapkan kurikulum dan mata pelajaran Coding serta Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menyiapkan generasi muda yang adaptif terhadap perkembangan teknologi,” ungkap Rupince.
Sekolah ini selama ini menghadapi keterbatasan dalam hal akses terhadap teknologi. Mayoritas siswanya berasal dari wilayah hulu yang minim sarana pendidikan menengah. Namun semangat mereka untuk terus maju tetap tinggi.
Kepala Laboratorium dan Guru Sains SMP tersebut, Graetly Irene William, menuturkan bahwa selama ini mereka kerap mengalami kesulitan saat mengajukan proposal bantuan ke pemerintah kabupaten.
“Kadang kami ajukan proposal ke kabupaten, tapi mereka selalu prioritaskan sekolah negeri. Padahal, siswa kami ini mayoritas dari daerah hulu yang tidak memiliki sekolah menengah di daerahnya. Sekolah ini jadi tempat berkumpulnya mereka untuk mengakses pendidikan. TV interaktif ini sudah langsung kami manfaatkan dalam kegiatan MPLS kemarin, dan anak-anak bisa eksplorasi. Ini pertama kalinya kami punya akses teknologi pembelajaran seperti itu,” ujarnya.
Ia menambahkan, meski berstatus swasta, sekolah tersebut kini berdiri secara mandiri dan hanya bergantung pada dukungan pemerintah pusat dan daerah yang masih terbatas.
“Banyak yang mengira sekolah swasta itu dibiayai penuh yayasan. Kami sekarang sangat bergantung pada dukungan pemerintah dan bantuan seperti ini betul-betul kami manfaatkan untuk kepentingan siswa,” jelas Graetly.
Permohonan bantuan ini diajukan sejak pertengahan 2023 dengan dukungan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan. Bantuan akhirnya diserahkan secara resmi pada 19 Juni 2025 di Kantor Dinas Pendidikan setempat.
“Awalnya kami pikir tidak mungkin karena status kewenangan SMP itu ada di kabupaten/kota, bukan provinsi. Tapi kenyataannya kami dapat, dan itu sangat mengejutkan sekaligus membahagiakan bagi kami,” kata Graetly.
Pihak sekolah berharap agar Pemprov Kalteng dapat terus menyalurkan bantuan serupa ke sekolah-sekolah kecil di daerah terpencil, termasuk yang berstatus swasta.
“Semoga semakin banyak sekolah kecil seperti kami yang juga bisa mendapatkan perhatian. Bantuan ini sangat berguna dan menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus berkembang,” pungkasnya.
(Syauqi)