Kadisdik Kotim Apresiasi MPLS Berjalan Lancar Sesuai Tema Sekolah Ramah

NARDI/BERITASAMPIT - MPLS di SMP Negeri 9 Sampit.

SAMPIT – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Muhammad Irfansyah, memberikan apresiasi atas pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2025/2026 yang berlangsung lancar dan kondusif di berbagai sekolah di Kotim.

“Alhamdulillah, MPLS tidak ada laporan pengaduan dari orang tua atau masyarakat. Tidak ada kejadian perpeloncoan, tidak ada bullying, dan tidak ada siswa disuruh membawa benda-benda aneh atau menyulitkan,” kata Irfansyah, Rabu 30 Juli 2025.

Ia menyebut, kelancaran MPLS ini menjadi bukti bahwa sekolah-sekolah di Kotim semakin memahami pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah dan menyenangkan bagi siswa baru. Hal ini, menurutnya, juga sejalan dengan semangat tema MPLS tahun ini yaitu Sekolah Ramah Anak.

BACA JUGA:  Pasien Meninggal Akibat Lambat Dirujuk, DPRD Kalteng Desak Evaluasi Layanan RSUD Murjani Sampit

“Suasana sekolah harus bisa membuat anak-anak senang dan semangat untuk belajar. Inilah inti dari sekolah ramah, bukan sekadar bebas dari kekerasan, tapi juga menjadi tempat yang nyaman untuk tumbuh dan berkembang,” tegasnya.

Irfansyah menambahkan, meski kurikulum secara struktur tidak mengalami perubahan besar, namun terdapat sejumlah penambahan elemen seperti relaksasi pembelajaran, pemanfaatan teknologi, dan penanaman karakter.

Ia berharap guru-guru bisa terus berinovasi untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan.

“Guru harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman, termasuk memasukkan elemen coding, AI, literasi digital, dan pembelajaran kontekstual yang membuat siswa tidak jenuh. Anak-anak sekarang harus kita ajak belajar dengan cara yang relevan dengan kehidupan mereka,” ujarnya.

BACA JUGA:  Wabup Irawati Apresiasi Pembangunan Dapur Gizi Polres Kotim

Ia juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara sekolah dan orang tua untuk mendukung tumbuh kembang anak.

“Sekolah bukan satu-satunya tempat pendidikan, tapi bagian dari ekosistem. Maka komunikasi dan kerja sama dengan keluarga tetap menjadi kunci,” tutupnya. (nardi)