PALANGKA RAYA – Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Muhammad Reza Prabowo, menegaskan bahwa pendidikan vokasi di daerahnya tidak lagi sebatas teori. Hal itu ia sampaikan saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SMK Negeri 2 Palangka Raya, Selasa, 29 Juli 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Reza meninjau sejumlah unit usaha sekolah yang sepenuhnya dikelola oleh para siswa, seperti mini market dan Bank BTN mini. Ia menyaksikan langsung para siswa bertugas sebagai kasir, petugas layanan, hingga customer service.
“Melihat siswa-siswi ini mampu mengelola mini market hingga bank mini secara profesional adalah bukti bahwa pendidikan vokasi kita berjalan ke arah yang benar. Mereka tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik nyata yang menyiapkan mereka untuk dunia kerja,” ujar Reza.
Selain mengecek implementasi pendidikan vokasi, Reza juga memantau penggunaan fasilitas pembelajaran berbasis digital. Ia menyambut baik pemanfaatan papan tulis interaktif dan TV digital yang digunakan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.
Reza juga meninjau unit usaha lain seperti layanan penjualan voucher pulsa, listrik, tiket pesawat, serta fasilitas laboratorium komputer dan pelatihan teknologi. Ia menilai keberadaan berbagai unit usaha ini sebagai bagian penting dari pendidikan kejuruan yang adaptif terhadap kebutuhan zaman.
“Ini bagian dari komitmen kita memastikan pendidikan di Kalteng tidak hanya soal ruang kelas dan buku, tapi juga perhatian terhadap siswa, fasilitas, dan keadilan distribusi bantuan. Semua harus tepat sasaran,” ucap Reza.
Dalam kesempatan yang sama, Reza turut menyosialisasikan kebijakan baru terkait bantuan seragam gratis bagi siswa kelas X untuk SMA dan SMK. Program itu kini disesuaikan agar lebih tepat sasaran.
“Kalau sebelumnya seluruh siswa kelas X mendapat empat stel seragam lengkap dengan sepatu, sekarang kami perbaiki agar bantuan ini lebih tepat sasaran.
Siswa yang tidak mampu akan tetap mendapatkan empat stel seragam, seperti seragam putih abu-abu, batik, olahraga, pramuka serta sepasang sepatu. Sedangkan yang mampu hanya mendapat seragam batik dan olahraga, selebihnya diharapkan membeli sendiri,” kata Reza.
Ia menambahkan bahwa sisa anggaran dari pengurangan distribusi seragam akan dialokasikan bagi siswa kelas XI dan XII yang tergolong kurang mampu.
“Untuk mereka, akan kami berikan seragam putih abu-abu, pramuka, dan sepatu dari hasil penghematan distribusi yang tadinya untuk siswa mampu kelas X,” tuturnya.
(Syauqi)