Jembatan Nyaris Roboh, Warga Terancam! Bupati Kotim Dinilai Abai Tanggapi Jeritan Masyarakat

IST/BERITASAMPIT - Kondisi jembatan di MB Ketapang dan di Cempaga Hulu.

SAMPIT – Keresahan masyarakat terhadap kondisi infrastruktur di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) semakin memuncak. Sorotan tajam kini tertuju pada rusaknya jembatan penghubung di tengah kota yang nyaris roboh, namun belum juga mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

Jembatan kayu yang membentang di atas Sungai Mentawa, tepatnya di Jalan Iskandar 19, RT 5 RW 2, Kelurahan Mentawa Baru Ketapang, kini berada dalam kondisi memprihatinkan. Tiang pondasinya patah, konstruksinya rapuh, dan nyaris ambruk. Padahal, jembatan ini merupakan akses vital bagi warga, termasuk anak-anak sekolah yang setiap hari melintasinya dengan rasa was-was.

Ketua DPK Fordayak Mentawa Baru Ketapang, M Sopianoor, menyatakan kekecewaannya terhadap pemerintah daerah yang dinilai abai terhadap keselamatan warga. “Sudah sejak 1998 jembatan ini dibangun, tapi tidak ada tindakan peremajaan atau perbaikan nyata dari pemerintah. Bahkan sudah ada dua korban kecelakaan karena kondisi jembatan,” ujarnya, Kamis 17 Juli 2025.

Sopianoor menegaskan bahwa kondisi jembatan tak hanya meresahkan, tapi sudah mengancam nyawa. Ia mendesak Bupati Kotim agar turun langsung meninjau lokasi dan segera mengambil langkah penyelamatan. “Kami bukan mengada-ada, ini soal nyawa. Jangan tunggu korban lagi baru bergerak,” tegasnya.

BACA JUGA:  PLTD Baamang Terbakar Hebat, Warga Panik dan Listrik Padam Mendadak

Keluhan warga juga bukan tanpa upaya. Mereka mengaku telah menyampaikan aspirasi melalui berbagai saluran, namun hingga kini belum ada tanggapan nyata dari pemerintah maupun wakil rakyat di DPRD. “Kami butuh kepekaan, bukan janji-janji,” keluh salah satu warga.

Tak hanya di wilayah perkotaan, kondisi serupa juga terjadi di pedalaman. Warga Desa Keruing, Kecamatan Cempaga Hulu, Kotim, menuntut percepatan pembangunan jembatan yang telah lama dijanjikan pemerintah. Kepala Desa Keruing, Detie, menyebut bahwa jembatan yang ada saat ini hanya bisa dilalui sepeda motor, itupun dengan risiko tinggi.

“Jembatan ini sangat tidak layak dilalui kendaraan roda empat apalagi roda enam. Sudah tiga kali diukur oleh PUPR, tapi tak pernah dibangun. Kami sangat berharap Bupati Kotim dan Gubernur Kalteng turun tangan,” ungkap Detie, Rabu 10 Juni 2025.

BACA JUGA:  DAD Kotim Akan Panggil Pihak Keamanan Wengga Happy, Trauma Anak Korban Jadi Sorotan

Menurutnya, jembatan ini merupakan satu-satunya akses masyarakat untuk menunjang kegiatan ekonomi. Jika dibangun dengan baik, ia meyakini perekonomian Desa Keruing akan meningkat. Namun selama ini, perbaikan hanya dilakukan secara darurat oleh warga agar tetap bisa dilintasi motor.

“Kalau pemerintah serius, jembatan ini seharusnya sudah dibangun. Umurnya sudah lama, panjang dan penting. Kami mohon jangan terus dibiarkan,” pungkasnya.

(Nardi)