PANGKALAN BUN – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Achmad Rois menyampaikan bahwa stok obat esensial pada tingkat pelayanan kesehatan sampai dengan bulan Juni 2025 telah mencapai 94 persen, dimana pendistribusian obat esensial untuk ketersediaan 18 bulan.
“Obat esensial adalah obat-obatan yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat, dan telah ditetapkan ada 40 jenis obat esensial yang harus dipenuhi atau tersedia di Puskesmas,” katanya, Selasa 22 Juli 2025.
Dijelaskan, Dinkes Kobar telah memantau 19 Puskesmas yang ada di Kobar untuk ketersediaan obat esensial sudah mencapai 94 persen.
“Terhitung pada bulan Juni tahun 2025 ini, karena kami selalu membuat perencanaan dalam memenuhi obat esensial tersebut yang penggunaannya untuk satu tahun dan di tambah 6 bulan sehingga ketersediaan obat esensial untuk 18 bulan masih aman, ” ujar Achmad Rois.
Menurut Achmad Rois, untuk pengadaan obat esensial pada tahun anggaran 2025 ini pada bulan Mei telah selesai, sehingga dipastikan pada bulan Juni sudah mulai di distribusikan ke setiap Puskesmas.
“Dalam perencanaan di dalam satu tahun, kami memastikan stok obat esensial untuk selalu terjaga sesuai kebutuhan masyarakat, makanya kami selalu merancang perencanaan untuk pengadaan obat esensial di tahun berikutnya, dan kami pun mengakui terkadang ada kendala di lapangan pada saat kebutuhan obat melebihi stok yang tersedia, misalnya terjadi suatu wabah maka stok obat akan habis, kalau pun itu terjadi kami akan menggunakan buffer stok obat dari Provinsi,” ucapnya.
Lanjutnya, apabila terjadi kekosongan obat esensial, Puskesmas bisa langsung membeli. Pasalnya saat ini seluruh Puskesmas di Kobar telah berstatus BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sehingga Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD ini memberikan manfaat pada setiap fasilitas layanan kesehatan.
“Kami hanya ingin mengetahui jenis obat yang kosong ini apa ,apakah obat esensial atau obat non esensial seperti vitamin, karena kami selalu memantau ketersediaan stok obat, dan kami sampaikan juga bahwa PPK BLUD ini bisa di manfaatkan besar bagi tingkat layanan kesehatan masyarakat,” imbuhnya.
Sebab, lanjutnya, obat esensial menjadi bagian integral dari program kesehatan masyarakat seperti imunisasi penanggulangan penyakit menular dan kesehatan ibu dan anak.
“Didalam pendistribusian obat esensial ke setiap Puskesmas oleh penyedia tetap dalam pantauan kami , sehingga memastikan obat tersebut telah di terima oleh setiap Puskesmas,” pungkas Achmad Rois. (man)