Tingkatkan Kualitas Kesehatan, BPJS Kesehatan Sampit Gelar Prolanis di Desa Kota Besi Hilir 

IST/BERITASAMPIT - Tenaga kesehatan saat melakukan pemeriksaan kesehatan anggota Prolanis.

SAMPIT – BPJS Kesehatan Kantor Cabang Sampit kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mencegah risiko komplikasi penyakit kronis. Melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), kegiatan ini menyasar 80 peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Desa Kota Besi Hilir, wilayah kerja Puskesmas Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Prolanis merupakan wujud nyata upaya BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan promotif dan preventif kepada peserta JKN yang mengidap penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus. Program ini juga menjadi sarana deteksi dini potensi komplikasi serta meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya pengelolaan kesehatan secara mandiri dan berkelanjutan.

Dalam pelaksanaannya, para peserta mengikuti serangkaian pemeriksaan kesehatan, termasuk pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kadar gula darah, dan sesi konsultasi medis bersama tenaga kesehatan dari Puskesmas Kota Besi.

Pemeriksaan ini vital untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini dan mengevaluasi efektivitas pengobatan yang dijalani. Selain pemeriksaan medis, peserta juga antusias mengikuti senam Prolanis di area terbuka. Aktivitas fisik ini menjadi bagian penting dari Prolanis untuk menjaga kebugaran dan daya tahan tubuh peserta, sekaligus membentuk kebiasaan hidup sehat yang lebih teratur.

Komitmen BPJS Kesehatan: Tak Hanya Saat Sakit, Tapi Juga Menjaga Tetap Sehat

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sampit, Iwan Kurnia, menjelaskan bahwa Prolanis adalah bagian dari strategi BPJS Kesehatan untuk mendorong peserta lebih aktif menjaga kesehatan, khususnya bagi penderita penyakit kronis yang membutuhkan pemantauan jangka panjang.

BACA JUGA:  Kejati Kalteng Bidik Program Bupati Halikinnor, DPRD: Kalau ada Dugaan Korupsi Silakan Diusut

“Program Prolanis ini adalah bukti bahwa BPJS Kesehatan tidak hanya hadir ketika peserta sakit, tetapi juga berperan dalam menjaga agar masyarakat tetap sehat. Kami sangat mengapresiasi dukungan dari tenaga kesehatan, perangkat desa, dan peserta yang ikut berpartisipasi aktif. Kolaborasi yang kuat ini menjadi kunci keberhasilan program,” ujar Iwan.

Iwan berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara rutin di berbagai wilayah, terutama di daerah terpencil yang membutuhkan layanan kesehatan preventif.

Prolanis: Edukasi untuk Pengelolaan Kesehatan Mandiri

Fery Padli, Staf Promotif Preventif BPJS Kesehatan, menambahkan bahwa Prolanis bukan sekadar pemeriksaan medis, melainkan sarana edukasi bagi peserta JKN agar memahami pentingnya peran diri sendiri dalam mengelola kondisi kesehatan.

“Penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan. Di sinilah pentingnya Prolanis. Kami berikan pemahaman kepada peserta agar mereka tidak hanya mengandalkan obat, tetapi juga mengatur pola makan, rutin berolahraga, dan menjaga kesehatan mental. Dengan cara ini, kualitas hidup mereka bisa tetap baik meski menderita penyakit kronis,” jelas Fery.

Ia melanjutkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena membantu masyarakat mengetahui kondisi kesehatan secara berkala dan mendapatkan edukasi langsung dari tenaga medis. Masyarakat pun merasa lebih diperhatikan dan termotivasi untuk menjaga pola hidup sehat. Harapan besar disampaikan agar Prolanis dapat terus dilakukan rutin di desa mereka, sehingga manfaatnya semakin luas dan dirasakan lebih banyak warga.

BACA JUGA:  Plt Direktur RSUD dr Murjani Klarifikasi Isu Jasmed: “Bukan 7 Bulan, Tapi 4 Bulan Saja”

Melalui kegiatan Prolanis ini, BPJS Kesehatan menunjukkan komitmen kuat dalam membangun budaya hidup sehat di masyarakat. Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesadaran individu terhadap penyakit kronis, tetapi juga menjadi strategi efektif dalam menekan biaya pengobatan jangka panjang melalui pendekatan pencegahan.

BPJS Kesehatan akan terus mendorong fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun lanjutan, serta seluruh tenaga medis, untuk aktif dan berperan serta secara berkelanjutan dalam pelaksanaan Prolanis. Upaya ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam menurunkan angka komplikasi penyakit tidak menular, menekan biaya pengobatan yang terus meningkat, serta menciptakan masyarakat yang tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga lebih sehat dan berkualitas.

Dengan mengedepankan pendekatan promotif dan preventif, BPJS Kesehatan percaya bahwa keberhasilan Prolanis sangat bergantung pada sinergi antara peserta, tenaga kesehatan, dan sistem pelayanan yang terintegrasi. Kolaborasi erat ini diharapkan dapat mewujudkan visi besar untuk Indonesia yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi di masa depan.(im/adv)