SAMPIT – Setelah pagi di selimuti kabut asap dengan bau yang menyengat dan pada siang hari cuaca begitu panas menyengat dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, membuat polusi udara pun kian tidak sehat bagi kesehatan manusia.
Namun, setelah diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dari siang hingga sore hari, kondisi udara kota Sampit yang sebelumnya gerah, kini terasa sejuk.
“Semoga beberapa hari ini hujannya seperti ini, biar lahan-lahan yang terbakar padam semua, dan kabut asap tidak muncul lagi,” kata Ramona, salah seorang warga Sampit, Selasa 12 September 2023.
Menurut Ramona, karhutla tahun 2023 ini terbilang cukup parah, sebab hampir di sejumlah wilayah di Kotim terjadi kebakaran, terutama di wilayah perkotaan.
“Hampir setiap hari melihat di mana-mana asap mengepul tinggi dari kebakaran lahan, helikopter mondar mandir serta mobil pemadam dari BPBD maupun pemadam silih berganti sibuk ke lokasi terbakar,” ujar Ramona
“Semoga kebakaran lahan ini cepat berlalu, sebab udara kota ini sangat tidak sehat membuat tenggorokan gatal dan batuk terhirup kabut asap dampak dari kebakaran lahan itu,” imbuhnya.

Sementara, berdasarkan data rekapitulasi BPBD Kotim per tanggal 10 September 2023, total keseluruhan hotspot mencapai 2.952 titik.
Khusus di bulan September 2023 ini jumlah titik api sudah mencapai 1.246 titik, terbanyak ada di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) sebanyak 583 titik, Teluk Sampit 199, Baamang 117, Kota Besi 106 dan Mentawa Baru Ketapang 80 titik.
Sedangkan luasan lahan yang terbakar dan tertangani seluas 548.589 Hektare (ha), dengan rincian wilayah selatan 348.632 ha atau 63,55 persen dan wilayah tengah 199.957 ha sekitar 36,45 persen. (ilm)