
PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat (Kobar) menggelar peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025, kegiatan tersebut dipusatkan di Pasar Tradisional Tembaga Indah Kelurahan Baru, Selasa 10 Juni 2025.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri Bupati Kobar Hj.Nurhidayah, Wakil Bupati Suyanto, Sekda Kobar Rody Iskandar, Wakil Ketua I DPRD Kalteng Riska Agustin, Wakil Ketua II DPRD Kobar Sri Lestari, unsur Forkopimda, Kepala OPD, Camat dan Ketua Rukun Tetangga.
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025 juga diisi dengan aksi gotong royong yang dilaksanakan di empat lokasi yakni Pasar Tembaga Indah Kelurahan Baru, Water Front City Kelurahan Mendawai, Pantai Kubu dan Pasar Cempaka yang ada di Kecamatan Kumai.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kobar Fitriyana mengatakan, aksi gotong royong bersih bersih sampah sesuai intruksi Bupati Kobar bahwa pelaksanaan gotong royong di wilayah yang rawan banjir dan rawan sampah. Maka dipilihlah 4 titik, lokasi tersebut berada di Kecamatan Kumai dan Kecamatan Arut Selatan.
Menurut Fitriyana, aksi gotong royong bersih bersih ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan suatu sarana untuk mengingatkan masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Fitriyana menyampaikan juga tema peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini yakni “Hentikan Polusi Plastik” maka diharapkan mulai saat ini masyarakat berperan aktif dalam mengurangi penggunaan plastik.
“Mengurangi sampah plastik ini merupakan prioritas pemerintah pusat, untuk itu kami pun berkomitmen dalam memberantas sampah plastik, mengingat sampah plastik ini sangat berbahaya, dimana dunia saat ini sedang menghadapi tiga krisis yang saling terkait satu dengan lainnya yakni perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati dan polisi yang mengancam tidak hanya bumi tapi juga manusia,” ujar Fitriyana.
Lanjutnya, sampah plastik yang bocor ke lingkungan dapat merusak polusi dan merusak ekosistem, untuk itu sebagai bentuk komitmen mengurangi sampah plastik, Dinas Lingkungan Hidup Kobar telah mengaktifkan bank sampah yang melibatkan desa dan kelurahan, dimana sampah sampah tersebut di olah dan dipilih. Sebab saat ini keberadaan sampah pun menjadi nilai ekonomi setelah melalui proses pemilahan dan pengolahan.
“Kami harapkan masyarakat juga melakukan gerakan pengurangan penggunaan plastik dalam kesehariannya, karena kami tidak bisa berbuat apa apa tanpa adanya dukungan masyarakat, pasalnya saat ini sampah paling banyak dihasilkan dari rumah tangga,” imbuh Fitriyana. (man)