
PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) menekankan pentingnya pendekatan berbasis data dalam menyusun kebijakan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
Hal ini ditegaskan oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalteng, Herson B. Aden, saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Kelautan dan Perikanan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Tahun 2025 di Aula Dislutkan Provinsi Kalteng, Selasa siang, 22 Juli 2025.
Dalam sambutannya, Herson menyampaikan bahwa tantangan sektor perikanan ke depan tidak hanya soal produksi, tetapi juga distribusi, akses pasar, dan konsumsi masyarakat.
Oleh karena itu, Rakor itu diharapkan menjadi titik awal integrasi strategi pembangunan perikanan berbasis kebutuhan riil di daerah.
“Kita tidak bisa merancang program hanya dari asumsi. Perlu pemetaan potensi yang akurat dari perairan kita, baik hasil tangkapan kecil maupun besar, serta menghitung dengan jelas kebutuhan konsumsi ikan masyarakat Kalteng,” tegas Herson.
Menurutnya, kebijakan yang tepat hanya bisa dihasilkan dari data yang tepat pula.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas kabupaten/kota untuk berbagi informasi dan menyatukan langkah, agar program pembangunan perikanan tidak berjalan sendiri-sendiri dan tumpang tindih.
“Saya harap forum ini dimanfaatkan untuk menyampaikan kondisi riil, tantangan, dan peluang dari tiap daerah. Jangan sampai strategi yang kita susun hanya bagus di atas kertas, tapi sulit diterapkan di lapangan,” tambahnya.
Herson juga mendorong agar sektor perikanan lebih terbuka terhadap inovasi, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi dalam sistem pemasaran.
Menurutnya, era sekarang menuntut pelaku usaha perikanan untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen dan dinamika pasar digital.
“Pemasaran hasil perikanan tidak bisa lagi terpaku pada cara lama. Kita perlu masuk ke platform digital, memperkuat branding produk lokal, dan menjalin kemitraan yang lebih luas,” ujarnya.
(Sya’ban)