PALANGKA RAYA – Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan layanan internet berbasis satelit Starlink membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan, terutama di wilayah terpencil. Salah satu sekolah yang kini merasakan dampaknya adalah SMAN 4 Buntok, Barito Selatan.
Sekolah yang berada di kawasan dusun Desa Ripung itu berhasil melaksanakan simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tanpa kendala, setelah jaringan internet Starlink resmi aktif. Sebelumnya, sekolah ini kerap menghadapi kesulitan sinyal, yang menghambat proses belajar mengajar berbasis daring.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, menegaskan bahwa kehadiran Starlink merupakan bagian dari komitmen Gubernur Agustiar Sabran untuk mewujudkan pemerataan akses pendidikan hingga pelosok daerah.
“Kami tidak ingin ada sekolah yang tertinggal hanya karena kendala jaringan internet. Dengan teknologi ini, kami ingin memastikan anak-anak di daerah terpencil bisa menikmati pembelajaran yang sama dengan sekolah di perkotaan,” kata Reza.
Menurut dia, program perluasan jaringan internet ini akan terus dikembangkan ke sekolah-sekolah lain yang menghadapi kendala serupa. Selain penyediaan infrastruktur, pelatihan bagi tenaga pendidik juga disiapkan.
“Kami akan mengawal implementasi ini sekaligus memberikan pelatihan bagi guru dan kepala sekolah agar teknologi yang sudah tersedia bisa digunakan maksimal demi meningkatkan kualitas pendidikan di Kalteng,” ujarnya.
Dinas Pendidikan menilai pemasangan Starlink sebagai langkah strategis dalam proses digitalisasi pembelajaran di Kalteng. Dengan jaringan yang stabil, SMAN 4 Buntok kini tak hanya mampu menyelenggarakan ANBK dengan lancar, tetapi juga siap menghadapi era pendidikan digital di wilayah pedalaman.
Kepala SMAN 4 Buntok, Kastri Suriani, mengaku bersyukur atas hadirnya layanan Starlink. Ia menyebut kehadiran jaringan satelit tersebut sebagai jawaban atas kendala koneksi yang selama ini dialami sekolahnya.
“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah provinsi melalui Dinas Pendidikan. Selama ini, sinyal di sekolah kami hampir tidak ada, sehingga kami kesulitan melaksanakan kegiatan berbasis internet. Dengan adanya Starlink, kini TV interaktif di sekolah juga dapat dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Kastri, Kamis, 31 Juli 2025.
Ia menambahkan, sebelum ada Starlink, komunikasi daring di sekolah sangat terbatas. Bahkan, untuk sekadar mengikuti rapat Zoom kerap kali tak memungkinkan.
“Jujur saja, kadang saya tidak bisa hadir dalam rapat Zoom karena informasi yang masuk terlambat. Sinyal yang buruk membuat kami sering tertinggal,” ucapnya.
Menurut Kastri, Starlink tidak hanya menunjang pelaksanaan ANBK, tetapi juga mendukung aktivitas guru, termasuk yang sedang menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Starlink ini sangat membantu, terutama bagi guru yang sedang PPG karena semua kegiatan pembelajaran dan pelaporan dilakukan secara online,” tuturnya.
SMAN 4 Buntok sebelumnya berada dalam kondisi sulit dijangkau jaringan konvensional. Namun berkat teknologi satelit, hambatan geografis itu kini teratasi. Kastri berharap dukungan digital ini dapat berlanjut demi peningkatan mutu pendidikan di daerah tertinggal.
“Kami berharap, bantuan ini tidak hanya berhenti di sini. Dengan adanya Starlink, kami yakin kualitas pembelajaran di SMAN 4 Buntok akan semakin meningkat,” ujarnya.
(Syauqi)