SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang memiliki ikon ikan jelawat, diharapkan mampu meningkatkan produksi ikan tersebut. Penjabat (Pj) Bupati Kotim, Ir Godlin, mengungkapkan pada tahun 2015 lalu, Balai Benih Ikan di Bagendang Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotim berhasil membenihkan ikan jelawat sebanyak 5.000 ekor. Kemudian sekitar 1.500 ekor sudah ditebar di Sungai Mentaya.
“Pembenihan ikan jelawat perlu dipertahankan, karena ikan jelawat sebagai ikon daerah. Saat ini keberdaraannya masih jarang, sehingga harganya di pasaran masih cukup tinggi,” terang Ir Godlin, dalam rapat evaluasi akhir tahun di Bappeda Kotim, belum lama ini.
Disampaikan Godlin, saat ini saja di Palangka Raya harga ikan jelawat masih di kisaran Rp100 ribu per kilogram, sementara di Sampit sekitar Rp60 ribu per kilogram. Dengan masih tingginya harga ikan jelawat ini, jelasnya, merupakan peluang bagi para petambak ikan untuk membudidayakannya.
Saat ini pasikan ikan jelawat masih mengandalkan dari hasil tangkapan di sungai dan danau. Bahkan sejumlah pedagang ikan di Sampit mendapatkan pasokan ikan jelawat dari kabupaten tetangga, seperti dari daerah Sembuluh Kabupaten Seruyan.
Budidaya ikan jelawat memang lebih sulit dari ikan budidaya lainnya. Sebab, untuk bisa dipanen, bisa memerlukan waktu sekitar satu tahun, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh petambak cukup besar, terutama untuk pakan. Apalagi jenis ikan ini terbiasa hidup di daerah air deras. (Saf/041215).