BANJARMASIN – General Manager PT PLN (Persero) wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Mursalin mengatakan, pemadaman listrik dilakukan karena kekurangan daya listrik.
“Operasional PLTU Asam-Asam kurang maksimal sehingga membuat PLN melakukan pemadaman bergilir dengan sistem proporsional,” ujarnya di Banjarbaru, Minggu (16/8/2015).
Ia mengatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam unit 1 dan 2 seharusnya memasuki masa pemeliharaan (overhaul) pada bulan September atau Oktober 2014.
Namun, operasional keduanya tetap dijalankan hingga bulan Agustus 2015 demi memberikan kelancaran pasokan listrik kepada pelanggan yang tersebar di Kalsel maupun Kalteng.
“Dampak dilewatkannya “overhaul” PLTU unit 1 dan 2 membuat kinerja pembangkit tidak maksimal sehingga sering kehilangan daya listrik yang menyebabkan pemadaman,” jelasnya.
Disisi lain, kata dia, kelebihan daya listrik sebagai sumber cadangan PLN Kalselteng sangat kecil terutama saat beban puncak sejak pukul 18.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita.
“Daya mampu sistem kelistrikan Barito yang melayani Kalselteng 515 Mega Watt, sedangkan beban puncak malam hari mencapai 505 Mega Watt sehingga minim cadangan,” ujarnya.
Dikatakan, minimnya cadangan daya listrik yang jauh dari ideal 100 MW menyebabkan pemadaman bergilir terutama apabila PLTU Asam-Asam mengalami gangguan operasional.
“Gangguan operasional PLTU bisa menyebabkan kehilangan daya listrik dan akibat cadangan yang minim sehingga pemadaman listrik tidak bisa dihindari,” katanya.
Ditambahkan, langkah lain yang dilakukan PLN mencegah pemadaman adalah meminta pelanggan besar seperti perusahaan besar, mal dan hotel mengurangi pemakaian listrik.
“Pelanggan skala besar kami minta mengurangi pemakaian listrik dari PLN terutama saat beban puncak sehingga daya listrik bisa dialirkan ke pelanggan rumah,” katanya. (ant/160815/beritasampit.com)