SAMPIT-Warga Kecamatan Telaga Antang, tepatnya masyarakat Desa Rantau Tampang, merasa resah setelah menerima beras miskin (Raskin) yang diganti namanya menjadi beras sejahtera (Rastra), disinyalir bercampur dengan beras sintetis atau beras plastik. Pembagian jatah rastra tersebut merupakan periode triwulan ketiga dan sudah diterima oleh masyarakat setempat.
Kepala Desa Rantau Tampang, Rudi Antunius,membenarkan bahwa beras yang diterima warganya didugatelah bercampur yang kemungkinan merupakan beras sintetis. Selain itu, dia bersama warganya telah melakukan pengujian sederhana dengan cara disangrai, dan hasilnya berbeda dari beras yang tidak bercampur.
“Sudah ada enam warga yang melapor bahwa setelah dimasak, nasi terasa beda dan seperti ada plastiknya. Kami tidak berani memastikan bahwa beras itu bercampur atau tidak. Namun yang jelas, beras sedikit berbeda dari beras yang warga terima dari Bulog Sampit sebelumnya. Kami juga sudah mengimbau bagi warga yang menemukan masalah serupa, untuk segera melaporkan untuk tidak dikonsumsi serta akan diserahkan kembali ke Bulog untuk di uji,” katanya, Senin (22/8).
Terpisah, Kepala Sub Drive Bulog Sampit Rusli Pisol menjamin, raskin yang beredar di wilayah distribusinya bebas dari beras plastik seperti yang ditemukan warga diwilayah Telaga Antang. Hal itu, mengingat sebelum distribusikan ke wilayah kecamatan, Bulog sudah lebih dulu melakukan proses pemeriksaan beras.
Dia menambahkan, selama ini raskin yang didistribusikan pihaknya adalah beras baru dan setiap beras yang masuk selalu diperiksa secara teliti. “Proses penerimaan Raskin ini melalui beberapa tahapan pemeriksaan dan di distribusikan ke semua kecamatan yang ada di Kotim. Artinya proses distrbusi ini hanya sampai kecamatan saja, setelah itu kecamatan mendistruibusikan ke masing-masing desa dan seterusnya,” ungkapnya. Rusli berharap agar masyarakat tidak perlu wakut dan resah, karena pihaknya telah menjamin keaslian beras yang dimaksud. (raf/beritasampit.com)