KASONGAN – Pemerintah Kabupaten Katingan terus menggali potensi wisata dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Objek wisata yang di desa kini terus menjadi incaran dalam pengembangan salah satunya Danau Bulat.
Danau Bulat di Desa Jahanjang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, menjadi salah satu destinasi dari tiga simpul ekowisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing maupun lokal.
Danau Bulat memiliki air berwarna cokelat kemerahan yang berasal dari air lahan gambut. Pengunjung dapat bersampan, memancing, atau menikmati matahari terbit dan tenggelam.
Nama Danau Bulat berasal dari seorang pendiri Desa Jahanjang bernama Mat Saleh Engkang. Ia mempunyai istri dari Suku Dayak Kapuas bernama Bunter. Bunter dalam bahasa Indonesia berarti bulat.
Sejak diresmikan sebagai destinasi simpul ekowisata Kamipang sejak 2010, Danau Bulat masih cukup banyak yang belum mengetahui keberadaan objek wisata ini. Pasalnya, akses untuk menempuh wisata ini cukup memakan waktu sekira hampir 2 jam dari jarak ibu Kota Kasongan menuju lokasi.
Meski jaraknya yang lumayan, para pengunjung yang datang kelokasi tersebut akan merasakan suasana alam yang indah dan damai. Selain itu juga Pemerintah Kabupaten Katingan menyediakan dua pendopo atau gazebo di muara danau. Selain itu, dibangun pula tempat penginapan dengan tarif Rp150 ribu per malam untuk wisatawan asing dan Rp100 ribu untuk wisatawan lokal.
“Tamu-tamunya ada yang dari Swedia, Belanda, Jerman, Australia, sedangkan domestik umumnya mahasiswa dari Jakarta atau Palangkaraya. Danau bulat ini memang untuk wisata,” ungkap Sarwepin mantan Kades Jahanjang menceritakan Danau Bulat. Senin 15 Agustus 2022.
Dia mengatakan, Danau Bulat seluas 500 m2 ini termasuk dalam paket ekowisata Kamipang. Sedangkan, dua destinasi lainnya adalah Desa Baun Bango yang memiliki tradisi seni budaya masyarakat Dayak dan Desa Karuing yang memiliki pusat penelitian dan studi orang utan.
Dia mengapresiasi langkah komunitas pecinta budaya dan alam (Kitadaya) yang ikut mempromosikan wisata Danau Bulat. Menurutnya, salah satu kendala pengembangan pariwisata yaitu terkait promosi.
“Harapanya dengan kegiatan ini mampu mempromosikan wisata kita, saya optimis wisata kita tidak kalah indahnya dengan wisata lainnya,” pungkasnya.
(Kawit)