NANGA BULIK – Kepolisian Resor (Polres) Lamandau melakukan deklarasi Pemilu damai dalam rangka mewujudkan situasi keamanan, ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang kondusif di wilayah hukum Polres Lamandau dalam menyambut pelaksanaan pesta demokrasi lima tahun.
Deklarasi ditandai pengucapan janji yang dipimpin oleh Bupati Lamandau yang diikuti oleh 12 perwakilan pimpinan partai politik.
Setelah itu penandatanganan baliho janji yang diawali oleh Bupati Lamandau, Dandim 1017, Kapolres Lamandau, KPU, Bawaslu, partai politik peserta Pemilu, organisasi masyarakat, relawan dan Forkopinda di Halaman Kantor Bupati Lamandau.
“Kami siap menjalankan pesta demokrasi dengan aman dan damai sesuai diamanatkan yang disampaikan,” ucap Bupati Lamandau, Senin 11 September 2023
Ia mengatakan mewujudkan Pemilu langsung, umum, bebas, rahasia dan jurdil. Melaksanakan tahapan Pemilu secara aman, tertib, damai, berintegritas, tanpa hoax, politisasi sara dan politik uang. mSelain itu melaksanakan tahapan pemilu berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Bupati Hendra Lesmana juga berharap Pemilu yang digelar 14 Februari 2024 dapat berjalan dengan damai dan diikuti oleh semua pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) tanpa ketakutan, netral dan menentukan pilihan berdasarkan keinginannya.
“Saya atas nama pemerintah daerah berharap Pemilu kita ini berjalan dengan damai tanpa terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan dan juga berharap insan pers juga memainkan peran dalam mensosialisasikan Pemilu ini, agar berjalan dengan damai serta netral dalam pemberitaan,” harapnya.
Sementara Kapolres Lamandau AKBP Bronto Budiyono mengatakan pemilihan umum merupakan pesta demokrasi untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik dan berkualitas.
Pemilu 2024, tambahnya, tantangan berat bagi pemerintah, karena Indonesia negara demokrasi dengan tingkat kompleksitas yang tinggi.
Fakta yang terjadi proses Pemilu masih diwarnai dengan ketidakadilan, kecurangan dan hasrat politik yang tidak terbendung yang seringkali mengenyampingkan nilai-nilai prinsip yang ujung-ujungnya menjadikan rakyat sebagai korban.
“Ini harus kita cegah dan hindari secara bersama-sama guna terpilihnya pemimpin yang berkualitas,” katanya.
(Andre)