PALANGKA RAYA – Kalimantan Tengah (Kalteng), provinsi dengan hamparan hutan dan lahan gambut terluas di Indonesia, terus berinovasi dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Setelah tiga kali dilanda kabut asap parah dalam satu dekade terakhir yang berdampak pada kesehatan, pendidikan, dan ekonomi warga, Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng meluncurkan inovasi SiPoslap Karhutla atau Aktivasi Pos Lapangan Satgas Pengendali Karhutla.
Inovasi ini menjadi penanda pergeseran paradigma penanganan karhutla di Kalteng. Jika sebelumnya langkah pemerintah bergantung pada penetapan status siaga darurat, kini pos lapangan diaktifkan sejak peringatan dini musim kemarau dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tanpa menunggu status tersebut.
Kepala Pelaksana BPBPK Kalteng, Ahmad Toyib, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Alpius Patanan, mengatakan bahwa SiPoslap Karhutla dirancang sebagai solusi untuk memperkuat pengendalian karhutla di daerah tersebut.
“Dengan diimplementasikannya SiPoslap Karhutla secara konsisten, diharapkan setiap tahun Kalteng bebas kabut asap, sehingga masyarakat tidak terganggu dampak buruk dari asap, aktivitas masyarakat tetap berjalan dengan baik, termasuk perekonomian, pendidikan, kesehatan, penerbangan, dan tentu lingkungan tetap terjaga. Masyarakat juga sebagai bagian dari Poslap, mendapatkan manfaat langsung dari pos lapangan dengan adanya insentif setiap hari selama aktivasi pos lapangan,” ujarnya.
Setiap pos lapangan diperkuat tujuh personel gabungan yang terdiri dari Masyarakat Peduli Api (MPA), Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Mereka bertugas melakukan patroli, sosialisasi, edukasi, hingga pemadaman dini terhadap titik api.
Efektivitas SiPoslap Karhutla mulai terlihat. Pada 2024, Kalteng tidak menetapkan status siaga darurat karhutla, sebuah capaian signifikan yang mencerminkan keberhasilan pendekatan preventif tersebut. Jumlah pos lapangan juga meningkat, dari 35 pada 2023 menjadi 77 pos pada 2025, melibatkan 539 personel.
Pencapaian itu mengantarkan SiPoslap Karhutla menjadi finalis dalam ajang Top Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2025, yang digelar Kementerian PAN-RB. Kompetisi ini melibatkan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD.
Penilaian tahap berikutnya meliputi uji kelayakan untuk replikasi secara nasional oleh Tim Panel Independen (TPI), serta penilaian kebermanfaatan oleh masyarakat yang berlangsung pada 1-5 Agustus 2025.
“Kami sangat bersyukur Inovasi SiPoslap Karhutla masuk dalam Finalis Top Inovasi. Kami mengharapkan masyarakat dapat memberikan penilaian terhadap Inovasi SiPoslap Karhutla,” kata Alpius.
Ia menambahkan, tindak lanjut dari inovasi ini adalah memperkuat regulasi SiPoslap Karhutla, termasuk kerja sama antar-daerah dan pihak ketiga, agar dapat diterapkan di seluruh kecamatan dengan risiko tinggi karhutla.
Fokus implementasi SiPoslap Karhutla berada di 87 kecamatan berisiko tinggi dan kecamatan prioritas lainnya yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Pada 2025, program ini akan dijalankan di 52 kecamatan di seluruh provinsi.
Dukung SiPoslap Karhutla menjadi Top Inovasi Kemenpan RB Tahun 2025. Bersama kita bisa mewujudkan Kalteng bebas kabut asap, Indonesia cerah.
(Syauqi)