PALANGKA RAYA-Dinas Perhubungan Provinsi Kalteng bersama Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota serta pihak perusahaan peyedia layanan jasa transportasi baik darat, air, udara melaksanakan rapat koordinasi untuk mempersiapkan kelancaran arus mudik lebaran tahun 2016, Jumat (10/6).
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalteng, M. Hatta menyampaikan, pertemuan koordinasi ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan dari masing-masing daerah dalam mengantisipasi lonjakan arus mudik lebaran, khususnya transportasi laut dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pelabuhan Kumai Kabupaten Pangkalan Bun.
“Pemerintah Daerah sendiri juga sudah mempersiapkan diri dalam masalah angkutan mudik lebaran. Dari pengalaman sebelumnya, yang paling kursial adalah transportasi menggunakan angkutan kapal laut baik dari Pelabuhan Sampit atau Pelabuhan Kumai menuju Surabaya, Semarang dan Kendal,” jelas Hatta kepada awak media.
Dia menyampaikan alasan angkutan yang lebih kursial adalah transportasi laut, pekerja khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit kebanyakan berasal dari daerah Jawa. Menurutnya, kebijakan cuti pekerja sudah barang tentu mengikuti kebijakan dari masing-masing perusahaan yang memperkerjakan.
Berdasarkan hasil pengalaman tahun lalu, Hatta menginformasikan, Pemerintah Daerah sendiri mengharapkan agar pihak perusahaan sudah menjadwalkan pekerjanya untuk cuti sejak H-15. Namun kenyataanya kebanyakan pihak perusahaan memberikan cuti pada saat H-7 sehingga terjadi penumpukan pada saat keberangkatan.
“Untuk jumlah angkutan sesuai kesepakatan yang dirapatkan tadi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Pelabuhan Sampit) sesuai kesepakatan tahun 2015 lalu hanya 19 call (aktivitas pulang dan pergi kapal). Dan untuk tahun 2016 ini, tetap sama 19 call, tapi armada kapalnya ditambah 2. Awalnya 3 menjadi 5 armada kapal,” jelasnya menambahkan.
Begitu juga dengan Pelabuhan Kumai di Kabupaten Pangkalan Bun. Tahun 2015, ujar Hatta menambahkan, ada 21 call, dan untuk tahun 2016 ditambah 2 call dengan total untuk Pelabuhan Kumai tahun ini sebanyak 23 call, dengan jumlah angkutan maksimal sebanyak 24.158 orang.
“Jadi total tahun ini ada 42 call itu dengan dispensasi tergantung kapalnya. Pembelian tiketnya untuk saat ini sudah online baik tiket yang disiapkan PT Pelni ataupun layanan tiket dari pihak swasta seperti PT Darma Laut Utama (DLU),” jelas Hatta. (nata/beritasampit.com)