Kapal Wisata Milik Disbudpar Kotim Tenggelam, Dewan: Lemahnya Pengelolaan-Pemeliharaan Aset Pariwisata

NARDI/BERITA SAMPIT - Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotim, Riskon Fabiansyah.

SAMPIT – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Riskon Fabiansyah menyayangkan insiden tenggelamnya kapal wisata susur Sungai Mentaya milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Selasa 21 Januari 2025.

Kapal tersebut tenggelam akibat kebocoran di lambung kanan. Meskipun sempat diupayakan pengurasan, air yang terus masuk dengan cepat akhirnya membuat kapal itu karam, menyisakan hanya bagian atap yang terlihat di permukaan air.

Ia menilai kejadian tersebut menunjukkan lemahnya pengelolaan dan pemeliharaan aset pariwisata di Kotim.

“Kejadian ini menjadi preseden buruk bagi pengelolaan aset pariwisata di daerah kita. Padahal, setiap tahun anggaran sudah disiapkan untuk pemeliharaan aset seperti ini. Namun, nyatanya pengelolaannya masih jauh dari optimal,” ujar Riskon.

BACA JUGA:  DPRD Kotim akan Susun Perda untuk Perkuat BUMDes

Ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan aset wisata, agar kejadian serupa tidak terulang.

Bahkan, Riskon menyarankan agar aset yang dirasa sulit dikelola oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait diserahkan kepada desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk dikelola lebih maksimal.

“Jika diserahkan kepada desa melalui BUMDes, aset tersebut bisa lebih dimanfaatkan dan mendatangkan pendapatan asli daerah. Tidak seperti sekarang, banyak aset yang mubazir,” tegasnya.

Politisi Golkar ini menyebutkan contohnya adalah aset wisata di Ujung Pandaran yang sudah menghabiskan hampir Rp40 miliar, tapi hingga kini belum operasional dan tidak memberikan manfaat nyata,” imbuhnya.

BACA JUGA:  DPRD Kotim Minta Penegak Hukum Menindak Praktik Perjudian Sabung Ayam yang Kembali Marak

Riskon berharap pemerintah daerah dapat lebih serius dan bertanggung jawab dalam mengelola aset-aset wisata, agar investasi yang telah dilakukan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat dan tidak menjadi sia-sia.

Hingga kini pihak terkait juga masih berkoordinasi soal kapal tenggelam tersebut, beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu dan tidak menganggu penyeberangan di dermaga.

Biasanya, kapal tersebut digunakan untuk kegiatan sejumlah dinas, baik rapat, FGD maupun kegiatan lainnya. Namun diketahui beberapa waktu terakhir kapal tersebut sudah jarang difungsikan.

(nardi)