SAMPIT – Ribuan warga Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menghadiri acara buka puasa bersama Bupati H Supian Hadi dan Wakil Bupati HM Taufiq Mukri di rumah jabatan bupati di Jalan Achmad Yani Sampit.
“Saya baru pertama kali ikut buka puasa di rumah jabatan bupati. Senang juga bisa buka puasa di sini. Orangnya banyak sekali,” kata Saidi, salah seorang warga yang mengaku datang dari Kecamatan Kota Besi, Sabtu.
Jumlah warga yang datang diperkirakan sekitar tiga ribu orang. Tidak hanya dari Sampit, sebagian warga berasal dari kecamatan-kecamatan di kawasan luar kota yang sengaja ini ikut berbuka puasa bersama dengan kepala daerah mereka.
Sebagian besar warga yang datang adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu juga berasal dari sejumlah komunitas dan perkumpulan yang ada di Kotim. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti acara yang digelar setahun sekali ini.
Saking banyaknya warga, puluhan tenda yang dirangkai menjadi dua deret memanjang di halaman rumah jabatan bupati, tidak mampu menampung seluruh undangan yang datang. Sebagian warga terlihat duduk di bawah pohon dan sejumlah sudut rumah jabatan sambil menunggu waktu buka puasa.
“Tidak apa-apa, yang penting bisa berbuka puasa bersama bupati dan pejabat lainnya. Kami datang ini karena ingin merasakan suasananya, bukan masalah makannya,” celetuk Sumiati, warga lainnya.
Bupati H Supian Hadi mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang hadir dalam acara buka puasa bersama. Dia memohon maaf atas kekurangnyamanan karena antusias masyarakat untuk menghadiri acara ini sangat besar.
“Undangan yang disebar hanya 750, tapi yang datang diperkirakan tiga ribu orang. Antusias masyarakat sangat luar biasa. Ini bukan rekayasa, tapi memang spontanitas masyarakat. Kami sampai menambah 15 rombong (gerobak) berbagai menu makanan,” kata Supian.
Ini adalah buka puasa terakhir di masa kepemimpinannya di periode 2010-2015. Acara buka buka puasa dilanjutkan dengan tarawih bersama serta peringatan nuzulul qur’an.
Dia menilai ini merupakan bukti kekompakan masyarakat, ulama dan umara atau pemimpin. Seluruh masyarakat bersama-sama menjaga Kotim agar kondusif. Sebagian undangan yang hadir, tidak sedikit yang merupakan nonmuslim karena mereka ingin menunjukkan toleransi beragama yang tinggi di Kotim. (ant/040715/beritasampit.com)