JAKARTA— Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin mendorong PLN terus mengoptimalkan jaringan pintar atau smart grid demi memenuhi alirkan listrik hijau antarpulau di Indonesia.
Menurut Mukhtarudin, langkah tersebut sesuai komitmen pemerintah meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2025-2034.
“Ya tentu RUPTL terbaru itu PLN didorong utamakan pembangunan jaringan antar pulau seperti Sumatera-Jawa dan Kalimantan-Jawa agar kapasitas listrik EBT dapat dimanfaatkan,” tutur Mukhtarudin, Kamis 16 Januari 2025.
Adapun, kata Mukhtarudin, pembangunan jaringan pintar merupakan upaya untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam jaringan listrik.
“Smart grid ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, keandalan, dan keamanan sistem tenaga listrik itu sendiri,” beber Mukhtarudin.
Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI ini bilang rencana selama 10 tahun yang akan tertuang dalam RUPTL baru itu sejalan dengan rencana Indonesia untuk menyeimbangkan keamanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan energi di dalam negeri.
Fraksi Golkar DPR RI akan selalu mendukung pengembangan kapasitas EBT baru guna menyediakan listrik yang terjangkau bagi masyarakat.
“Karena langkah ini tak hanya bertujuan mendekarbonisasi sektor kelistrikan tetapi juga mendukung target pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto,” pungkas Mukhtarudin.
RUPTL PLN dan Tantangan Transisi Energi
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mematangkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034.
Ketum Golkar ini mengatakan untuk merealisasikan target tersebut, masih ada sejumlah tantangan besar yang harus dihadapi, terutama terkait pembangunan infrastruktur jaringan transmisi.
Bahlil mengatakan diperlukan pembangunan jaringan transmisi super grid sepanjang 48 ribu kilometer untuk mengalirkan energi dari daerah-daerah terpencil yang kaya akan sumber energi baru terbarukan, ke pusat-pusat beban di perkotaan.
Pembangunan infrastruktur besar tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan transisi energi dan mencapai target pemanfaatan EBT yang lebih tinggi dalam RUPTL 2025-2034.
“Keberhasilan RUPTL ini, akan sangat bergantung pada kolaborasi dan dukungan antara kementerian terkait serta investor, sehingga Indonesia dapat mempercepat transisi ke energi bersih dan memperkuat sektor ketenagalistrikan di masa depan,” pungkas Bahlil Lahadalia.
(adista)