SAMPIT – Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, berhasil membuat rekor baru yaitu makan ikan jelawat dengan jumlah peserta terbanyak, Sabtu (21/2). Rekor ini menambah panjang rekor yang telah dibuat daerah ini dalam beberapa tahun terakhir.
Sedikitnya 4.505 peserta ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut, dengan melibatkan pelajar, guru, kalangan organisasi dan masyarakat. Acara yang digelar di Dermaga Habaring Hurung ini berhasil dicatat sebagai rekor baru oleh Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) pada kategori Ekonomi Ketahanan Pangan.
“Melalui kegiatan makan ikan jelawat ini sekaligus untuk memperkenalkan daerah kita, sebagai daerah tujuan wisata baik di Kalimantan Tengah, maupun daerah lain hingga ke manca negara,” ujar Bupati H Supian Hadi.
Acara ini merupakan rangkaian promosi wisata, bertepatan dengan peresmian Ikon Kota Sampit dan Taman Kota Sampit. Ikon Kota Sampit yang berdiri megah di pinggir Sungai Mentaya mengusung ikan jelawat berukuran besar sebagai maskot karena ikan ini sudah sejak lama dikenal sebagai maskot daerah ini.
Rekor baru ini menambah koleksi rekor yang telah diraih daerah ini, khususnya selama kepemimpinan pasangan H Supian Hadi dan HM Taufiq Mukri sejak 2010 lalu. Sebelumnya Kotim juga membuat beberapa rekor yaitu jumlah peserta terbanyak penari giring-giring, makan pentol bakso, makan nanas.
Ketua Leprid, Paulus Pangka, sangat mengapresiasi rekor baru yang dicatatkan Kotim. Bukan sekadar rekor, menurutnya kegiatan ini sangat sejalan dengan program pemerintah yang sedang menggalakkan masyarakat untuk memperbanyak konsumsi ikan dan dalam rangka Ketahanan Pangan Nasional.
Usai kegiatan tersebut, Bupati bersama rombongan melanjutkan kegiatan dengan meresmikan Ikon Kota Sampit dan Taman Kota Sampit. Dua tempat rekreasi keluarga ini jaraknya cukup berdekatan. Terobosan ini bagian dari upaya pemerintah daerah mewujudkan Sampit sebagai kota tujuan wisata di Kalteng.
Momen ini juga terasa istimewa karena bertepatan dengan ulang tahun ke-39 sang bupati. Supian mengajak seluruh masyarakat ikut membangun Kotim, salah satunya dengan memelihara aset daerah, termasuk tempat-tempat wisata di daerah ini. (raf/210215/beritasampit.com)